Sebar duit ratusan juta

Anda tahu orang indonesia sebar duit hingga ratusan juta? Dialah Tung Desem Waringin. Baca profile Tung Desem Waringin disini.

Pemecah recor penggemar terbanyak

Motivator Mario Teguh mengukuhkan rekor dunia fan Facebooknya yang beranggotakan lebih dari satu juta orang. Pencapaian ini tidak hanya menjadi rekor di Indonesia, melainkan juga merupakan rekor dunia untuk motivator dengan penggemar terbanyak.

Kick Andy always present

the spirit with most inspiring human's stories, masuk dalam museum rekor-Dunia Indonesia 2010, Acara televisi Paling Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan..

Semangat juang Andrie Wongso

Sukses secara mental dalam memperjuangkan impian menjadi kenyataan.

Visidigital multimedia sharing website

Website multimedia sharing berbasis php, menggunakan engine phpmotion

Visit this site.

Bunga Kedamaian

Banyak sekali sahabat yang masa tuanya serupa pohon yang layu. Ia tidak saja gagal menjadi tempat berlindung bagi dirinya, juga tidak berhasil menjadi payung bagi generasi berikutnya. Sebagai akibatnya, kehidupan sangat kekurangan tempat berteduh.

Ruang Gelap Di Dalam

Osho sering menggunakan bahasa ekstrim. Di salah satu kuliahnya, Osho pernah bercerita kalau kebanyakan manusia hanya bertumbuh sampai umur tujuh tahun. Selebihnya tidak ada pertumbuhan. Buktinya, sekali lagi menurut Osho, coba saja lukai hati orang yang berumur delapan puluh tahunan, reaksinya akan menyerupai anak-anak yang berumur enam tahun.

Tentu saja tidak semua orang seperti itu. Ia amat tergantung pada kedalaman penggaliannya di dalam. Jika tidak menggali ke dalam, kemudian memiliki banyak ruang gelap di dalam, cerita Osho benar, semakin tua manusia maka semakin menakutkan hidupnya. Sebaliknya, bila ruang-ruang gelap di dalam diterangi cahaya kesadaran, semakin tua hidup ia akan menampakkan wajah yang semakin indah.

Indahnya cahaya kesadaran, ia menerangi kegelapan di dalam tidak dengan cara menendang dan membuang, melainkan dengan cara menjumpainya seperti menemui seorang sahabat. Itu sebabnya, di zaman dulu sekali sejumlah praktisi Tantra melakukan meditasi di kuburan dan tempat-tempat sangat menakutkan. Ini bukan untuk gagah-gagahan, melainkan belajar menjumpai rasa takut di dalam. Terutama karena waktu kematian akan menemui wajah ketakutan yang jauh lebih menakutkan.

Lentera Kesadaran

Siapa saja yang kerap memasuki ruang-ruang gelap di dalam mengerti, ketakutan, keraguan, kemarahan dan sejenisnya, ia bukan setan melainkan bagian integral dari diri kita sendiri. Ruang di dalam ini sangat menakutkan karena ia mirip salah satu kamar di rumah yang lama tidak dimasuki, tidak dibuka jendelanya, dan dari dulu sekali dibikinkan cerita-cerita mengerikan tentang ruang ini. Sebagai akibatnya, semakin hari ruangan itu semakin menakutkan.

Melalui praktik meditasi mendalam, semua ruang-ruang gelap di dalam ini dimasuki, dijumpai, dilihat apa adanya. Awalnya sangat menakutkan tentu saja, tetapi begitu ia didatangi dengan ketenangan, ketulusan dan keikhlasan, tidak ada hal yang berbahaya di sana. Ia adalah perjumpaan antara diri kita yang lama dan penuh kegelapan dengan diri kita yang lebih utuh. Itu sebabnya, para sahabat di kelas meditasi kerap dibimbing dengan pesan sederhana tapi mendalam: “terima, mengalir, senyum”.

Dalam bahasa psikolog Sigmund Freud, langkah-langkah ini disebut menerangi alam bawah sadar. Meminjam psikolog. Carl G. Jung, pendekatan ini serupa dengan menjumpai bayangan yang mengikuti sang jiwa kemana pun jiwa pergi. Di jalan Tantra, ini cara membuka lapisan-lapisan yang membungkus bagian diri kita yang tidak pernah lahir dan tidak pernah mati.

Purnama Cinta

Ruang gelap pertama di dalam yang biasanya diterangi lentera kesadaran adalah keraguan. Ruang gelap berikutnya adalah ketakutan. Dan tatkala kebanyakan ruang gelap di dalam sudah terterangi, kemudian seseorang akan tersenyum malu. Ternyata semua keraguan dan ketakutan hanya tali yang dikira ular. Karena gelap maka dikira yang ada di sana adalah makhluk menakutkan. Begitu terang, tidak ada satu pun makhluk menakutkan di sana.

Seorang sahabat yang sudah terang di dalamnya memiliki pengandaian indah: “Diri kita yang utuh serupa bulan purnama. Bagian gelapnya itulah keraguan dan ketakutan. Bagian terangnya adalah cinta”. Ini yang menerangkan kenapa orang-orang yang sampai di sini kemudian rindu sekali berbagi cahaya cinta.

Sebagian dari pencari jenis terakhir berjumpa pengalaman mistik, ada yang berjumpa pengalaman religius, ada juga yang berjumpa pengalaman pencerahan. Dalam pengalaman mistik, seseorang melihat dengan mata sendiri kalau ada kesakralan di alam ini yang sulit diterangkan. Kesakralan ini kemudian melahirkan rasa hormat, bakti, sujud yang membuat seseorang menjadi sangat religius. Di puncak religiusitas, seseorang mengalami pencerahan. Sederhananya, ia mirip dengan drum yang bagian bawahnya jebol. Kemudian tidak ada lagi luar dan dalam, tidak ada lagi yang menyembah dan yang disembah. Di titik itulah kehidupan mekar sebagai bunga kedamaian. Orang seperti inilah yang menjadi pohon tempat berteduh bagi banyak jiwa-jiwa yang gelisah.

Merenda Kedamaian

Jika saja kedamaian bisa dibeli dengan uang, semua orang kaya mau membelinya. Sayangnya, kedamaian tidak bisa dibeli dengan uang, kedamaian hanya bisa ditemukan dengan menggali ke dalam.


Rahim Berkecukupan

Serupa bayi yang mau lahir, rahim dari mana bayi kedamaian akan lahir bernama berkecukupan. Sulit membayangkan ada kedamaian mendalam tanpa rasa berkecukupan. Tidak saja rasa berkecukupan dari uang dan pujian, juga berkecukupan dari pengetahuan dan pencapaian spiritual.

Soal uang dan pujian menimbulkan sengsara sudah sering kita dengar. Tapi di jalan spiritual mendalam, pencarian pengetahuan yg teramat berlebihan, keinginan untuk mencapai ini dan itu (termasuk pencerahan) sudah menjadi sumber penderitaan yang juga dalam. Sebagaimana diketahui oleh banyak penekun spiritual, bahkan di dunia spiritual pun ada lautan ketidakpuasan.

Belajar dari sini, tidak ada pilihan lain terkecuali mendidik diri dengan rasa berkecukupan secara mendalam. Barat adalah Guru yang baik. Di sana materi dikejar kencang sekali, di sana juga pencerahan dikejar keras sekali, hasilnya bisa dilihat dari indeks kebahagiaan mereka. Pelajarannya sederhana, kedamaian bukan sesuatu yang mesti dikejar. Kedamaian adalah buah dari rasa berkecukupan yang mendalam.

Perawat Bernama Kebersatuan

Setelah bayi kedamaian lahir, ia memerlukan perawatan. Dan sebagaimana kerap diungkapkan dalam banyak sesi meditasi, penderitaan (suffering) adalah rasa sakit (pain) dikalikan dengan penolakan (resistance). Sehingga modal terbesar dalam merawat bayi kedamaian adalah dengan mengecilkan penolakan. Semakin kecil penolakannya, semakin kecil penderitaannya.

Di jalan spiritual mendalam ada transformasi besar dari angka dua ke angka satu, kemudian berujung pada angka nol. Awalnya manusia berada di angka dua (penyembah dan yg disembah, saya dan Anda, kami dan kamu, teman dan lawan). Pertumbuhan spiritual (dengan jalan bakti, meditasi, doa, dll) kemudian membuat angka dua cair menjadi angka satu. Cirinya sederhana, ada penderitaan kita dalam penderitaan orang lain, ada kebahagiaan kita dalam kebahagiaan orang lain.

Inilah pengalaman kebersatuan, ia perawat terbaik bagi bayi kedamaian yang baru saja lahir. Di jalan meditasi kerap terdengar, kedamaian adalah langkah, langkah adalah kedamaian. Bagi yang sudah menyatu mengerti, saat kita makan kita hanya makan. Tatkala kita menyapu kita hanya menyapu. Bahkan ada yang memiliki ungkapan indah: “mencuci piring hanya untuk mencuci piring”. Dengan cara ini, bayi kedamaian tumbuh sehat dalam dekapan perawat bernama kebersatuan.

Kupu-Kupu Kedamaian

Suatu hari tatkala kesedihan menggoda demikian dalamnya, pernah ditanyakan ke Guru di dalam, kenapa ada kesedihan? Tidak lama kemudian seekor kupu-kupu indah hinggap di tangan. Pesannya sederhana, batin menderita seperti kodok yang lompat sana lompat sini dan tidak menemukan madu kedamaian. Kupu-kupu tidak perlu lompat sana-sini, ia langsung terbang ke titik pusatnya bunga. Di sana ia menemukan madu kedamaian.

Ini mirip dengan warisan ahli mitologi Joseph Campbell: “there’s center of quietness within, if you lose that center you begin to fall”. Ada titik pusat keheningan dan kedamaian di dalam. Siapa saja yang istirahat sempurna di titik pusat ini, ia tidak saja menemukan kedamaian, ia adalah kedamaian itu sendiri.

Inilah bayi kedamaian yang sudah dirawat rapi oleh perawat kebersatuan, kemudian bertumbuh menjadi kupu-kupu indah. Jiwa seperti ini serupa kupu-kupu. Ia terbang ke sana ke mari mewakili keindahan kedamaian. Kalau pun ia harus hinggap, ia tahu di mana madu kedamaian berada. Selamat datang di rumah jiwa-jiwa yang indah.

Sekolah Kedamaian

Awalnya, masyarakat diciptakan untuk membuat kehidupan lebih tertata. Tapi sulit diingkari belakangan masyarakat menimbulkan banyak lubang-lubang jiwa. Angka bunuh diri, penghuni rumah sakit jiwa, depresi, korupsi, konflik yang semuanya meningkat memberi bukti akan hal ini. Sepertinya terjadi ketidakseimbangan tatanan di masyarakat. Sehingga menimbulkan pertanyaan, di mana jiwa bisa menutupi lubangnya?

Keluarga Di Dalam

Di antara demikian banyak Guru simbolik yang tersedia di alam, kelahiran adalah salah satu simbol penting. Dan kita semua terlahir di keluarga. Sehingga di tengah kegalauan masyarakat seperti ini, tiap kali ada murid meditasi yang berkonsultasi untuk bercerai, selalu tidak diizinkan. Bukan karena mau memberi judul negatif terhadap perceraian, sekali lagi bukan. Melainkan karena di balik semua perceraian adalah jiwa yang tidak dewasa.

Bila jiwanya tidak dewasa, bahkan seribu kali pun berganti pasangan, maka seseorang akan selalu mengundang datangnya pasangan yang tidak dewasa (hukum daya tarik). Disamping itu, di mata jiwa yang tidak dewasa maka orang lain pun terlihat tidak dewasa. Untuk itu, dibandingkan bercerai yang bisa menimbulkan luka jiwa ke banyak orang, selalu disarankan untuk membuat jiwa semakin dewasa.

Dan kesedihan, kepedihan, penderitaan adalah Guru terbaik yang tersedia di alam untuk membuat jiwa jadi lebih dewasa. Syaratnya sederhana, jangan lari dari kesedihan, tunduk sujud di depan kesedihan seperti sujud bakti kepada Guru. Makanya sering diungkapkan, kesedihan adalah malaikat di dalam yang membimbing seseorang menjumpai lapisan-lapisan diri yang lebih dalam. Begitu penggalian seseorang dalam, ia akan berjumpa keluarga di dalam sebagai syarat membangun keluarga di luar.

Rumah Tua Jiwa

Awalnya emosi negatif seperti marah dan tersinggung mirip dengan musuh berbahaya. Awalnya pikiran yang kacau dan bergelombang serupa pencuri yang mencuri kekayaan kedamaian di dalam. Tapi begitu disentuh meditasi mendalam melalui kegiatan menyaksikan, emosi negatif dan pikiran bergelombang hanya bel-bel yang mengingatkan seseorang untuk kembali sadar.

Dengan modal kesadaran seperti ini, kemudian lebih mudah menata keluarga sebagai rumah tuanya jiwa. Anak-anak yang nakal, pasangan hidup yang memasuki krisis setengah baya, orang tua yang sakit-sakitan, pembantu yang sering pergi, semuanya menjadi kekuatan yang memperkuat (bukannnya memperlemah) kesadaran.

Diterangi cahaya kesadaran seperti ini, baru kemudian keluarga bisa dikembalikan ke fungsi awalnya sebagai rumah tua jiwa. Ia seperti pelabuhan bagi kapal laut. Di mana semua lubang yang membuat kapal bocor ditambal, semua cat yang mengkarat dicat ulang. Keluarga yang sehat juga serupa, ia bukan seperti turnamen sepakbola yang ada menang-kalahnya. Ia adalah sebuah rumah di mana kita semua belajar saling memaafkan dan saling menyayangi. Ringkasnya, semacam sekolah kedamaian.

Taman Keluarga

Serupa taman yang indah dan cantik, keluarga juga jadi indah dan cantik kalau kita menggunakannya sebagai tempat untuk saling menyempurnakan. Bukan sebagai tempat untuk saling menyalahkan. Sebagaimana taman, di mana ada rumput di sana ada rumput liar. Di mana ada kelebihan di sana ada kekurangan. Indahnya, tatkala sifat alami kehidupan seperti ini diterima dan di dekap, ada kecantikan dari dalam yang tumbuh serta mekar. Cirinya, rumput liar tetap dicabut tapi tanpa keluhan apa-apa.

Bedanya dengan taman di luar, di taman keluarga siapa yang menanam bibit-bibit cinta maka dialah yang jiwanya mekar. Bagi setiap jiwa yang mekar, ia akan mengerti, ternyata tindakan-tindakan baik setiap hari adalah cara terbaik untuk membangunkan kecantikan yang tersedia di dalam.

Dengan cahaya kecantikan dari dalam ini, kemudian keluarga bisa ditata menjadi tempat di mana lubang-lubang jiwa ditambal, kekurangan bisa disempurnakan. Sebagai akibatnya, keluarga bisa berperan besar dalam membuat tatanan masyarakat menjadi lebih baik. Meminjam pengalaman spiritual sejumlah sahabat: “bila di dalam seseorang tertata, maka dunia juga dalam tatanan”

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More