Sebar duit ratusan juta

Anda tahu orang indonesia sebar duit hingga ratusan juta? Dialah Tung Desem Waringin. Baca profile Tung Desem Waringin disini.

Pemecah recor penggemar terbanyak

Motivator Mario Teguh mengukuhkan rekor dunia fan Facebooknya yang beranggotakan lebih dari satu juta orang. Pencapaian ini tidak hanya menjadi rekor di Indonesia, melainkan juga merupakan rekor dunia untuk motivator dengan penggemar terbanyak.

Kick Andy always present

the spirit with most inspiring human's stories, masuk dalam museum rekor-Dunia Indonesia 2010, Acara televisi Paling Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan..

Semangat juang Andrie Wongso

Sukses secara mental dalam memperjuangkan impian menjadi kenyataan.

Visidigital multimedia sharing website

Website multimedia sharing berbasis php, menggunakan engine phpmotion

Visit this site.

Pintar atau Sombong?

 Pernahkah dalam sebuah organisasi, Anda menemukan seseorang yang merasa paling hebat, merasa paling tahu segalanya, paling banyak memberikan kontribusi? Ia merasa dirinya tidak perlu lagi belajar, bahkan merasa menjadi tulang punggung organisasi. Seolah-olah bila tidak ada dia, maka roda bisnis perusahaan akan berhenti.

Dalam pengalaman memberikan training bagi sebagian perusahaan, saya kerap menerima sharing dari peserta yang mengatakan mereka kerap menemukan orang-orang dengan tipe yang di atas. Bahkan ada yang mengatakan mengatasi karyawan yang kompetensinya kurang dan mau belajar masih jauh lebih mudah dibandingkan mengatasi karyawan yang kompetensinya baik tetapi merasa sombong dan menyepelekan aspek pengembangan diri. 

Melakoni peran sebagai seorang fasilitator dan trainer pengembangan diri, saya pernah mendengar salah satu pesan yang selalu saya ingat yaitu “Kamu harus terus belajar” .Belajar tidak semata-mata dari buku, melainkan mau belajar dari orang lain. Prinsip ini yang mendasari perjalanan saya sebagai seorang trainer. Saya belajar banyak dari peserta saya setiap kali sesi dalam kelas. Saya jadi teringat akan sebuah kisah yang menceritakan tentang dua panglima perang. Kedua panglima perang ini diberi tugas untuk memimpin beberapa pasukan dalam penyerangan ke dua tempat yang berbeda. Yang satu ditugaskan ke wilayah barat, dan yang satu lagi ditugaskan ke wilayah timur.

Setelah pergi berperang selama kurang lebih tiga hari, kedua panglima ini pulang memberikan kabar kepada Kaisar di istana. Sebelum kedua panglima ini memberikan laporannya, Sang Kaisar sudah mengetahui hasilnya lewat seorang pengintai yang dikirim ke wilayah barat dan timur. Sampailah pada saat panglima pertama memberikan laporannya, ia mengutarakan dengan sangat baik, diplomatis, dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan Kaisar kepada dirinya. Giliran panglima kedua menyampaikan laporannya tiba, ia memulainya dengan menyombongkan kemampuan dirinya yang berhasil memimpin pasukannya, dan ia menganggap tanpa dirinya, pasukannya pasti sudah meninggal semua. Ia menganggap dirinyalah sebagai kunci keberhasilan penyerangan. Seolah-olah tidak ada panglima lain yang lebih baik dari dirinya.

Di atas kertas, Kaisar ini memuji keberhasilan kedua panglima ini dalam memimpin sebuah misi istana. Akan tetapi pada saat penyampaian informasi dari kedua panglima ini, sang Kaisar lebih terkesan dengan panglima yang pertama dibandingkan yang kedua. Sang Kaisar akhirnya berkata kepada panglima yang kedua, “Kamu memang pintar dalam strategi, kamu juga baik dalam memimpin pasukan, tapi keberhasilan ini bukan karena satu orang yaitu dirimu sendiri, melainkan kekompakan pasukan Anda yang membuat ini berhasil. Kesombonganmu hari ini akan menjatuhkan reputasimu di masa yang akan datang. Anda akan kehilangan kepercayaan dari pasukan Anda, jika Anda masih berperilaku seperti ini!"

Banyak orang pintar, tapi ada yang mengatakan pintar saja tidak cukup. Kemampuan Anda membawa diri dalam sebuah komunitas lewat tutur kata, perilaku, di situlah kepintaran Anda diuji dan dilihat. Panglima kedua memang pintar, akan tetapi di mata Kaisar hal itu tidak menjadi nilai yang penting lagi karena perilakunya yang arogan dan menganggap dirinya yang terbaik. Jangan merendahkan siapapun dalam hidup. Jangan menganggap karena kepintaran, kehebatan, pengalaman, lantas kita boleh meremehkan orang lain. Akan tetapi jadilah pribadi yang dapat menunjukkan penghargaan kepada orang lain. Banyak orang pintar, tapi sedikit yang rendah hati. Jadilah rendah hati dan mau belajar dari orang lain. Selalu ada tempat bagi yang rendah hati, tapi tidak bagi yang sombong.

Hampir beberapa petinggi perusahaan yang pernah berdiskusi dengan saya mulai dari jajaran manager, general manager, bahkan sampai CEO sekalipun, mereka memiliki kerendahan hati yang luar biasa untuk mau mendengarkan dan belajar dari orang lain. Tidak sekalipun terlihat sisi kesombongan yang ditunjukkan lewat sikap dan perilakunya. Mereka tidak merasa pintar, tapi mereka hanya ingin berbagi apa yang pernah menjadi pengalaman mereka kepada orang lain, dan tidak segan-segan mereka juga mau belajar dari staf maupun supervisor-nya.

Apapun jabatan Anda saat ini, apapun gelar yang Anda miliki saat ini, setinggi apapun pendidikan Anda saat ini, jadilah pribadi yang memiliki nilai tidak hanya dari sisi intelektual tapi dari sikap dan perilaku yang baik. Perusahaan tidak semata-mata mencari orang pintar saja, melainkan orang yang memiliki karakter yang positif. Perusahaan tidak mencari robot yang bisa mengerjakan sesuatu dengan cepat, melainkan mencari manusia yang bisa berinteraksi positif dan kaya akan sikap mental yang baik. Yang menghantarkan seseorang ke puncak keberhasilan dalam karier bukan kompetensi saja, tapi juga elemen karakter yang positif.

Ubah Ejekan Jadi Keberhasilan

Apa reaksi kita saat mendengar orang lain menjelek-jelekkan kita? Bagi yang mudah emosi, barangkali telinga akan langsung panas. Namun, ada kalanya, kita bertemu pula dengan orang yang seolah-olah selalu berkepala dingin, alias tak gampang marah. Tetapi, yang seperti ini, kadang pula malah memendam amarah dalam diri yang jika meledak, bisa mengganggu mentalitas.


Lantas, bagaimana sebenarnya kita harus menyikapi saat mendengar orang lain menjelek-jelekkan kita, baik secara langsung ataupun tidak? Mungkin, kita bisa belajar dari kisah inspiratif ini, untuk menjadikan celaan, hinaan, atau ejekan, justru mampu menjadi “bahan bakar” penyemangat hidup.


Konon, di salah satu perusahaan minyak terbesar dunia kerja sama Arab dan Amerika Serikat, sangat kental nuansa perbedaan perlakuan antara orang lokal Arab asli dengan orang Amerika yang rata-rata menduduki jabatan tinggi.


Suatu kali, ada seorang remaja yang bekerja di sana kehausan setelah bekerja seharian. Remaja yang hanya lulusan sekolah menengah ini menjadi pegawai rendahan di kantor tersebut. Ketika mendapati sebuah penampung air dingin yang segar, ia pun bersegera mengisi gelasnya untuk menghilangkan dahaga. Namun, tak disangkanya, saat hendak meminum air tersebut, sebuah suara cukup kasar menghardiknya. Suara itu muncul dari seorang pekerja Amerika, “Hei, kamu tidak boleh minum air itu! Yang boleh hanya insinyur, sedangkan kamu cuma pegawai rendahan.”


Remaja itu pun tidak jadi minum dan lantas pergi. Namun, yang membuatnya lebih tidak enak sebenarnya bukan haus. Tetapi, perasaan terhina: mengapa di negaranya sendiri, ia tak boleh meminum air itu. Apakah statusnya sebagai pegawai rendahan harus membedakan dirinya untuk bisa mendapatkan minuman, yang sebenarnya adalah air gratis yang bisa diminum siapa saja.


Beruntung, kemarahan remaja tersebut disalurkannya pada hal yang positif. Ia bertekad untuk mengubah nasibnya. Remaja ini pun belajar dengan sangat giat dan tekun. Siang hari ia pakai untuk bekerja, malamnya ia mengambil kelas untuk meraih pendidikan setingkat SMA.


Dengan kondisi tersebut, remaja itu jadi jarang bergaul dengan teman-teman sebayanya. Celakanya, saat ia menceritakan obsesi untuk memperbaiki nasib sebagai orang asli di perusahaan itu, ia malah ditertawakan teman-temannya. Namun, justru karena itulah, ia makin semangat untuk membuktikan ucapannya.


Karena bekerja sangat giat dan cepat belajar, akhirnya setelah lulus SMA, remaja ini mendapat kesempatan memperoleh beasiswa belajar ke perguruan tinggi di Amerika. Ia pun mengambil sarjana bidang teknik yang akan membuatnya bergelar insinyur. Kesempatan ini tidak disia-siakan untuk “membalas” masa lalunya yang dianggap sebagai pemicu semangatnya tersebut. Akhirnya, si remaja bukan hanya lulus menjadi insinyur, tapi ia bahkan diberi beasiswa lagi untuk meneruskan gelar Master bidang geologi.


Sekembali ke negaranya, remaja tersebut terus berkarya maksimal sehingga kariernya melesat cepat. Dari menjadi kepala bagian, kepala cabang, manajer umum, hingga akhirnya dipercaya menjadi wakil direktur di perusahaan tersebut. Itu merupakan jabatan tertinggi yang pernah diperoleh orang lokal di perusahaan itu. Lucunya, remaja yang telah menjadi wakil direktur tersebut mendapati insinyur yang merendahkannya dulu, menjadi bawahannya. Suatu ketika, sang insinyur memohon maaf atas peristiwa yang dulu pernah terjadi di antara mereka. Namun ia berkata, “Aku ingin berterima kasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya, dulu aku sempat benci padamu. Tapi, jika ditelusuri lebih jauh, kamulah penyebab dari kesuksesanku ini.”


Begitulah, sang remaja telah berhasil mengubah penghinaan menjadi pemicu semangat untuk meraih kesuksesan. Bahkan terakhir, ia dipercaya menjadi Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi. Ia mengubah “dendam” menjadi pendorong semangat untuk mengubah nasib.


Kita sendiri pasti juga pernah mengalami penghinaan dalam berbagai bentuk. Penolakan saat menjual sesuatu, diremehkan kala memulai perjuangan meraih impian, tidak dianggap di lingkungan kerja, diacuhkan saat memberi pendapat, hingga aneka bentuk “pelecehan” yang disadari atau tidak. Marah memang manusiawi. Emosi pun wajar terjadi. Tapi, reaksi kita atas segala bentuk ejekan itu sebenarnya bisa kita arahkan untuk hal yang lebih baik. Bukankah marah dan emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah? Malah, sering yang terjadi melipatgandakan problematika yang terjadi.


Mari ubah segala bentuk ejekan dan penghinaan sebagai pelecut semangat untuk menuju perubahan. Jangan biarkan emosi sesaat mengacaukan pikiran. Jangan izinkan kemarahan mendatangkan kemurkaan. Kisah di atas adalah bukti nyata, bahwa ejekan sebenarnya adalah “energi” yang akan menarik kekuatan dalam diri untuk bertransformasi meraih mimpi. Ibarat kegagalan, sebenarnya itu merupakan vitamin untuk pijakan menuju kesuksesan. Terus berjuang, terus berkarya, jangan mundur karena hinaan. Salam sukses, luar biasa!!

Larangan orang tua itu benar

Saat kecil dulu, saya suka naik-naik atap rumah untuk melihat kampung dari tempat yang agak tinggi.

(Memang sejak kecil saya suka merenung di tempat-tepat yang lebih tinggi.)

Ibu melarang saya, dan sering memperingatkan bahwa itu bahaya.

Dasar anak kecil yang asyik dengan pikirannya sendiri, saya tetap saja naik-naik genteng rumah dan menikmati kesendirian di tempat yang saya rasa saat itu lebih dekat dengan keajaiban langit dan memberikan sapuan yang luas terhadap kesibukan orang di kampung.

Saat saya berdiri untuk pindah ke posisi yang lebih baik, saya kehilangan keseimbangan dan tubuh saya bergerak ke arah bawah – jatuh.

Dengan otomatis saya menggapai kabel listrik yang merentang di atas bubungan atap, dan zzZZzzZZZttTTT !!! – saya kesetrum !!! seluruh tulang di tubuh saya terasa terpisah dan terbakar dan nafas tersentak berhenti mendadak.

Tapi yang mengherankan, bahkan sampai saat ini bagi saya, Mario Kecil itu bisa dengan sadar mengatur ketegakannya tubuhnya dari kecondongan yang berbahaya, dan melepaskan genggaman tangannya dari kabel listrik itu.

Saya duduk dengan tubuh lemas gemetar. Alhamdulillah, tidak ada sedikit pun luka di telapak tangan dan bagian tubuh yang lain.

Setelah menunggu sampai otot-otot saya cukup kuat, saya merambat turun dengan ekstra hati-hati. Dan dalam hati saya berkata: Orang tua benar !!!

Itulah terakhir kali saya naik atap rumah. (Saya tidak pernah menceritakan kejadian itu kepada Ibu dan Bapak).

Untuk selanjutnya, saya mencari tempat-tempat tinggi yang lebih aman untuk merenungkan diri dan kehidupan anak kecil yang tidak mudah, yang ternyata sulitnya berlanjut sampai jauh ke masa depan yang panjang.

Orang tua benar !!!

Larangan itu dibuat oleh orang tua karena mereka tahu akibat dari tidak dilarang.

Mario Teguh

Sukses ada dalam dirimu


Sukses tidak berada di dalam pekerjaan atau lingkungan apa pun, tapi berada di dalam dirimu.

Jika engkau memiliki sukses di dalam pribadimu, engkau dapat mengubah bahkan pekerjaan yang paling buruk menjadi jembatan yang mengantarkanmu menuju pencapaian-pencapaian besarmu.

Jika engkau pemikir negatif dan jenis yang suka mengeluh, tidak ada yang yang bisa membantumu.

Tapi jika engkau pemikir positif dan jenis yang suka bersyukur, tidak ada yang bisa menahanmu.

Mario Teguh

Orang paling kaya


Orang yang sejatinya paling kaya, adalah dia yang kebahagiaannya berasal dari hal-hal yang tidak harus dibeli.

Seperti,

Terbitnya matahari, udara pagi yang segar, nasihat penuh kasih dari orang tua, senyum dari belahan jiwa, tawa ceria anak-anak, senyum dan keramahan yang dihadiahkan kepada keluarga dan sahabat, kesempatan untuk membantu orang lain, dan jabat tangan yang hangat dari rekan sekerja.

Dan orang yang sejatinya paling miskin, adalah dia yang harus membeli pertemanan, membayar untuk menjabat, menyuap untuk menutupi dosa, pamer harta dan kekuasaan untuk mengundang cinta, menyebar uang untuk mendapatkan dukungan, menggelontor uang untuk menjadi popular, dan membeli obat yang mahal untuk merasa tenang dan memaksa diri untuk tidur.

Nikmat Tuhan adalah kesederhanaan yang tidak perlu dibeli, dan jika harus dibeli - tidak akan dapat dibayar dengan uang dan harta apa pun.

Maka sungguh merugi orang yang menistakan nikmat Tuhan.

Dan sungguh kaya orang yang hatinya dipenuhi dengan kesyukuran atas keindahan yang berada di dalam kesederhanaan.

Semua orang yang berkharisma dalam kedamaian yang anggun, selalu bersahaja dan sederhana.

Mario Teguh

Ini hidup Anda, tegaslah.


Jika Anda ingin mengerti keindahan dari kebebasan,
menarilah seperti tidak ada yang melihat,
menyanyilah seperti tidak ada yang mendengar,
dan mencintailah seperti cinta itu tidak akan menyakitkan.

Janganlah batasi ukuran dan kualitas hidup yang bisa Anda capai,
hanya karena orang lain meragukan Anda.

Karena, seandainya Anda gagal,
apakah mereka akan bertanggung-jawab?

Ini hidup Anda, tegaslah.

Mario Teguh

REZEKI ITU BUKAN HANYA UANG

REZEKI ITU BUKAN HANYA UANG, DAN SAMA SEKALI BUKAN HANYA GAJI.
Om Mario, apakah jumlah rezeki ditentukan oleh Tuhan?
Jika maksudmu hanya jumlahnya TANPA kepantasan, tidak.Tuhan menetapkan hukum kepantasan bagi rezeki.
Jadi yang pantas dapat rezeki baik, dapat ya Om?
Betul sekali, dan demikian juga sebaliknya.
Tapi, kok ada orang jujur dan rajin – kok gajinya kecil?
Gajinya kecil tapi kehidupannya sehat, damai, penuh kegembiraan – itu lebih kaya daripada seorang Direktur bergaji tinggi tapi tidak berbahagia di dalam keluarganya, istrinya genit sama laki-laki lain, anaknya lumpuh otak karena narkoba.
Tapi kan gaji kecil itu rezeki kecil?
Sama sekali tidak. Rezeki itu bukan hanya uang, dan sama sekali bukan hanya gaji. Rezeki itu memang sepertinya dihitung hanya dengan uang, tapi tidak mungkin dibatasi hanya oleh perhitungan.
Contohnya?
Apakah tidak jadi kecelakaan, itu rezeki?Apakah tidak jadi kehilangan handphone, itu rezeki?Apakah rumahmu tidak jadi kebakaran, itu rezeki?Apakah matamu yang tidak jadi tertusuk kaca helm motormu yang pecah karena benturan, itu rezeki?
Ya Om, itu semua rezeki.
Nah, itu semua berapa jumlahnya dalam uang?
Tidak terhitung.
Itu sebabnya, orang yang bersyukur – matanya, hatinya, dan pikirannya akan terbuka terhadap kekayaan yang sebetulnya sudah lama dimilikinya.
Puji Tuhan Yang Maha Rahman dan Rahim. Terima kasih Ya Rozaq, wahai Sang Pemberi Rezeki.
Oh, seruanmu itu indah sekali.
Terima kasih Om. Jadi sebetulnya aku selama ini kaya raya, tapi tidak menyadarinya ya Om?
Ya, seperti para koruptor – yang mencuri dan mendustai rakyat itu, mereka adalah orang-orang miskin yang tidak menyadari kemiskinannya.
Bukan main!
Ya. Itu sebabnya, agama itu untuk orang yang berpikir.
Kalo orang tidak berpikir, akan sering berprasangka buruk terhadap Tuhan, ya Om?
Persis sekali! Karena Tuhan dituduhnya tidak adil, dia hidup dengan cara seperti orang yang harus merebut haknya yang dicuri oleh orang lain, yaitu dengan menghalalkan pencurian dan penistaan hak orang lain.
Ooh … jadi itu yang menjelaskan mengapa ada orang-orang yang mengakunya orang baik, tapi perilakunya jahiliah, ya Om?
Mungkin itu sebagian alasannya itu, tapi kita tidak ingin membahas itu lebih jauh sekarang. Kita fokus kepada memperbaiki rezeki kita masing-masing agar kita bisa hidup damai dan sejahtera bersama mereka yang kita cintai dan mencintai mereka.
Indah sekali ya Om?
Ya, tapi untuk mencapainya tidak mudah.
Mengapa?
Karena bagi banyak orang, menjadi orang tidak jujur, malas, berprasangka buruk, berharap rezeki dari jimat dan sembahan buatan manusia – lebih mudah daripada patuh kepada Tuhan.
Jadi, orang yang mengatakan menjalani nasihat itu sulit, adalah orang yang sulit meninggalkan keburukan?
Betul, tepat, dan mak jlebb!
Mengapa begitu ya Om?
Mereka menikmati kebiasaan buruk. Sehingga mereka marah jika dinasihati untuk memilih kebiasaan baru yang baik.
Kapan mereka sadar?
Jika Tuhan menerima kesungguhan mereka untuk kembali menjadi jiwa-jiwa baik yang patuh kepada kebaikan.
Jika tidak?
Yah tinggal kuat-kuatan saja, antara dia mempertahankan kebiasaan buruk, dengan kesabaran Tuhan yang tidak berbatas itu.
Jadi, orang bisa dari muda – lalu menua dalam kemiskinan dan penyakit, sampai tua dan mati?
Jangan sampai, tapi memang ada orang yang seperti berniat hidup seperti itu.
Ngeri amat ya Om?
Ya, itu sebabnya kita harus sabar – untuk tetap ada di sekitarnya, meneladankan kehidupan yang baik, mengundang mereka untuk ikut merayakan kehidupan yang baik, meskipun kita akan dimaki dan dicemooh.
Super sekali!
Terima kasih. Itu dengar dari mana dapat istilah ‘Super sekali!’
Loh, masa’ Om gak pernah nonton di Metro TV, setiap Minggu, jam 19:05 – 20:30 WIB. Itu ada acara keren banget Om. Yang bawain acaranya cakep. Masa’ gak pernah lihat? Itu udah mainstream banget sekarang Om?
Oh ya? Wah, saya ini kurang bergaul. Besok saya nonton deh?!
OK Om, nanti setelah nonton kita banding-bandingin catetan ya?
OK, sampai nanti ya? Love you!

Jadilah pribadi yang BERSIH, BEBAS, dan BERANI.


Jadilah pribadi yang BERSIH karena berpikiran jernih, berhati bening, dan berlaku santun, yang dengannya Anda tidak mungkin berlaku tidak jujur.

Jadilah pribadi yang BEBAS karena Anda menginginkan yang besar, tanpa dihambat oleh keraguan dan pendapat buruk dari diri sendiri dan dari orang lain, dan tidak menyiapkan ketidak-jujuran yang akan menggigit Anda dari belakang di kemudian hari.

Jadilah pribadi yang BERANI karena Anda mengupayakan yang besar, tanpa dikerdilkan oleh rasa takut terhadap kesulitan, dan resiko gagal, karena Anda meyakini bahwa jika yang Anda lakukan adalah kebaikan - maka kebaikanlah yang akan mencarikan jalan bagi Anda.

Jadilah pribadi yang BERSIH, BEBAS, dan BERANI.

Jika Anda bersungguh-sungguh dan sabar, Anda akan bisa.

Semoga.

Mario Teguh

Jika salah, jangan terlalu takut!


Jika Anda sedang benar, jangan terlalu berani; dan jika Anda sedang salah, jangan terlalu takut. 

Mario Teguh

Membangun kemampuan untuk MELIHAT MASA DEPAN


Engkau yang muda dan gelisah karena terbatasnya pandanganmu tentang masa depan, dengarlah ini …
Orang yang tidak meninggikan kedudukan matanya, harus belajar puas dengan pemandangan yang itu-itu saja di bawah sana. Dan mata yang kau gunakan untuk melihat masa depan - masa yang tidak terlihat oleh mata ragamu itu, adalah mata mental-mu. Mata mentalmu akan menyempit, merabun, dan bahkan membuta, jika engkau tidak mengisi pikiranmu dengan pengetahuan dan ilmu.

Dengan pengetahuan dan ilmu, engkau akan mampu melihat yang sudah terjadi di masa lalu - tanpa berada di masa lalu, dan memandangi keindahan masa dengan - tanpa menerobos lorong waktu. Dan yang terpenting, dengan ilmu engkau akan mampu melihat kebesaran yang bisa kau bangun melalui hal-hal sederhana yang hari ini disepelekan oleh orang kebanyakan. Dengan ilmu, engkau akan lebih menghormati dirimu.

Dan bukankah penghormatanmu kepada dirimu sendiri, adalah syarat bagi penghormatan orang lain kepadamu? Itu adalah salah satu alasan mengapa orang yang berilmu ditinggikan derajatnya. Maka, janganlah engkau menjauhi pendidikan.

Jika belajar itu tidak penting bagimu, pasti kekuatan gelap dalam kehidupan ini TIDAK membuatmu malas belajar. Tapi karena mereka mengetahui bahwa engkau akan menjadi orang besar dan penting di masa depan, mereka berusaha menggagalkanmu dengan membuatmu merasa malas dan merasa sulit mengatasi rasa malas. Ilmu itu penting bagimu, maka engkau dibuat malas dan bahkan membenci pelajaran.

Kuatkanlah hati dan pikiranmu. Belajarlah dengan baik. Itulah yang menjadikanmu ditinggikan, untuk duduk-duduk damai dengan sahabat-sahabatmu di atas gunung kehidupan, dan menikmati keindahan dari keluasan benua dan lautan. Yang kau lihat dengan mata ragamu, tidak lebih penting daripada yang kau lihat dengan mata mentalmu.

Mario Teguh

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More