tag:blogger.com,1999:blog-61323037285809559752024-02-06T23:42:50.573-08:00Dunia MotivasiBloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.comBlogger140125tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-85065340436465912552014-06-14T08:53:00.002-07:002014-06-14T08:55:06.799-07:00Bunga Kedamaian<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpTK_dP1GRgtamH_hKgsTVyIwrbE11HMfXeh69f-AW9zUhXlpSHg-7vSQl5vlom6Plt58Xooif6UIXQGiu1EkkYDTALpGevgjMr1fAjCsYfA8RZW2QDmrn3gO7zJ7HnSLPn0hIbGESRodd/s320/gede+prama.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpTK_dP1GRgtamH_hKgsTVyIwrbE11HMfXeh69f-AW9zUhXlpSHg-7vSQl5vlom6Plt58Xooif6UIXQGiu1EkkYDTALpGevgjMr1fAjCsYfA8RZW2QDmrn3gO7zJ7HnSLPn0hIbGESRodd/s320/gede+prama.png" /></a></div>
Banyak sekali sahabat yang masa tuanya serupa pohon yang layu. Ia tidak saja gagal menjadi tempat berlindung bagi dirinya, juga tidak berhasil menjadi payung bagi generasi berikutnya. Sebagai akibatnya, kehidupan sangat kekurangan tempat berteduh.<br />
<br />
Ruang Gelap Di Dalam<br />
<br />
Osho sering menggunakan bahasa ekstrim. Di salah satu kuliahnya, Osho pernah bercerita kalau kebanyakan manusia hanya bertumbuh sampai umur tujuh tahun. Selebihnya tidak ada pertumbuhan. Buktinya, sekali lagi menurut Osho, coba saja lukai hati orang yang berumur delapan puluh tahunan, reaksinya akan menyerupai anak-anak yang berumur enam tahun.<br />
<br />
Tentu saja tidak semua orang seperti itu. Ia amat tergantung pada kedalaman penggaliannya di dalam. Jika tidak menggali ke dalam, kemudian memiliki banyak ruang gelap di dalam, cerita Osho benar, semakin tua manusia maka semakin menakutkan hidupnya. Sebaliknya, bila ruang-ruang gelap di dalam diterangi cahaya kesadaran, semakin tua hidup ia akan menampakkan wajah yang semakin indah.<br />
<br />
Indahnya cahaya kesadaran, ia menerangi kegelapan di dalam tidak dengan cara menendang dan membuang, melainkan dengan cara menjumpainya seperti menemui seorang sahabat. Itu sebabnya, di zaman dulu sekali sejumlah praktisi Tantra melakukan meditasi di kuburan dan tempat-tempat sangat menakutkan. Ini bukan untuk gagah-gagahan, melainkan belajar menjumpai rasa takut di dalam. Terutama karena waktu kematian akan menemui wajah ketakutan yang jauh lebih menakutkan.<br />
<br />
Lentera Kesadaran<br />
<br />
Siapa saja yang kerap memasuki ruang-ruang gelap di dalam mengerti, ketakutan, keraguan, kemarahan dan sejenisnya, ia bukan setan melainkan bagian integral dari diri kita sendiri. Ruang di dalam ini sangat menakutkan karena ia mirip salah satu kamar di rumah yang lama tidak dimasuki, tidak dibuka jendelanya, dan dari dulu sekali dibikinkan cerita-cerita mengerikan tentang ruang ini. Sebagai akibatnya, semakin hari ruangan itu semakin menakutkan.<br />
<br />
Melalui praktik meditasi mendalam, semua ruang-ruang gelap di dalam ini dimasuki, dijumpai, dilihat apa adanya. Awalnya sangat menakutkan tentu saja, tetapi begitu ia didatangi dengan ketenangan, ketulusan dan keikhlasan, tidak ada hal yang berbahaya di sana. Ia adalah perjumpaan antara diri kita yang lama dan penuh kegelapan dengan diri kita yang lebih utuh. Itu sebabnya, para sahabat di kelas meditasi kerap dibimbing dengan pesan sederhana tapi mendalam: “terima, mengalir, senyum”.<br />
<br />
Dalam bahasa psikolog Sigmund Freud, langkah-langkah ini disebut menerangi alam bawah sadar. Meminjam psikolog. Carl G. Jung, pendekatan ini serupa dengan menjumpai bayangan yang mengikuti sang jiwa kemana pun jiwa pergi. Di jalan Tantra, ini cara membuka lapisan-lapisan yang membungkus bagian diri kita yang tidak pernah lahir dan tidak pernah mati.<br />
<br />
Purnama Cinta<br />
<br />
Ruang gelap pertama di dalam yang biasanya diterangi lentera kesadaran adalah keraguan. Ruang gelap berikutnya adalah ketakutan. Dan tatkala kebanyakan ruang gelap di dalam sudah terterangi, kemudian seseorang akan tersenyum malu. Ternyata semua keraguan dan ketakutan hanya tali yang dikira ular. Karena gelap maka dikira yang ada di sana adalah makhluk menakutkan. Begitu terang, tidak ada satu pun makhluk menakutkan di sana.<br />
<br />
Seorang sahabat yang sudah terang di dalamnya memiliki pengandaian indah: “Diri kita yang utuh serupa bulan purnama. Bagian gelapnya itulah keraguan dan ketakutan. Bagian terangnya adalah cinta”. Ini yang menerangkan kenapa orang-orang yang sampai di sini kemudian rindu sekali berbagi cahaya cinta.<br />
<br />
Sebagian dari pencari jenis terakhir berjumpa pengalaman mistik, ada yang berjumpa pengalaman religius, ada juga yang berjumpa pengalaman pencerahan. Dalam pengalaman mistik, seseorang melihat dengan mata sendiri kalau ada kesakralan di alam ini yang sulit diterangkan. Kesakralan ini kemudian melahirkan rasa hormat, bakti, sujud yang membuat seseorang menjadi sangat religius. Di puncak religiusitas, seseorang mengalami pencerahan. Sederhananya, ia mirip dengan drum yang bagian bawahnya jebol. Kemudian tidak ada lagi luar dan dalam, tidak ada lagi yang menyembah dan yang disembah. Di titik itulah kehidupan mekar sebagai bunga kedamaian. Orang seperti inilah yang menjadi pohon tempat berteduh bagi banyak jiwa-jiwa yang gelisah.</div>
Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-40382290945689301632014-05-26T05:06:00.000-07:002014-05-26T05:11:04.811-07:00Merenda Kedamaian<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpTK_dP1GRgtamH_hKgsTVyIwrbE11HMfXeh69f-AW9zUhXlpSHg-7vSQl5vlom6Plt58Xooif6UIXQGiu1EkkYDTALpGevgjMr1fAjCsYfA8RZW2QDmrn3gO7zJ7HnSLPn0hIbGESRodd/s320/gede+prama.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpTK_dP1GRgtamH_hKgsTVyIwrbE11HMfXeh69f-AW9zUhXlpSHg-7vSQl5vlom6Plt58Xooif6UIXQGiu1EkkYDTALpGevgjMr1fAjCsYfA8RZW2QDmrn3gO7zJ7HnSLPn0hIbGESRodd/s320/gede+prama.png" /></a></div>
Jika saja kedamaian bisa dibeli dengan uang, semua orang kaya mau membelinya. Sayangnya, kedamaian tidak bisa dibeli dengan uang, <a href="http://dunia-motivasi.blogspot.com/2014/05/merenda-kedamaian.html">kedamaian</a> hanya bisa ditemukan dengan menggali ke dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Rahim Berkecukupan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Serupa bayi yang mau lahir, rahim dari mana bayi kedamaian akan lahir bernama berkecukupan. Sulit membayangkan ada kedamaian mendalam tanpa rasa berkecukupan. Tidak saja rasa berkecukupan dari uang dan pujian, juga berkecukupan dari pengetahuan dan pencapaian spiritual.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Soal uang dan pujian menimbulkan sengsara sudah sering kita dengar. Tapi di jalan spiritual mendalam, pencarian pengetahuan yg teramat berlebihan, keinginan untuk mencapai ini dan itu (termasuk pencerahan) sudah menjadi sumber penderitaan yang juga dalam. Sebagaimana diketahui oleh banyak penekun spiritual, bahkan di dunia spiritual pun ada lautan ketidakpuasan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belajar dari sini, tidak ada pilihan lain terkecuali mendidik diri dengan rasa berkecukupan secara mendalam. Barat adalah Guru yang baik. Di sana materi dikejar kencang sekali, di sana juga pencerahan dikejar keras sekali, hasilnya bisa dilihat dari indeks kebahagiaan mereka. Pelajarannya sederhana, kedamaian bukan sesuatu yang mesti dikejar. Kedamaian adalah buah dari rasa berkecukupan yang mendalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Perawat Bernama Kebersatuan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah bayi kedamaian lahir, ia memerlukan perawatan. Dan sebagaimana kerap diungkapkan dalam banyak sesi meditasi, penderitaan (suffering) adalah rasa sakit (pain) dikalikan dengan penolakan (resistance). Sehingga modal terbesar dalam merawat bayi kedamaian adalah dengan mengecilkan penolakan. Semakin kecil penolakannya, semakin kecil penderitaannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di jalan spiritual mendalam ada transformasi besar dari angka dua ke angka satu, kemudian berujung pada angka nol. Awalnya manusia berada di angka dua (penyembah dan yg disembah, saya dan Anda, kami dan kamu, teman dan lawan). Pertumbuhan spiritual (dengan jalan bakti, meditasi, doa, dll) kemudian membuat angka dua cair menjadi angka satu. Cirinya sederhana, ada penderitaan kita dalam penderitaan orang lain, ada kebahagiaan kita dalam kebahagiaan orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah pengalaman kebersatuan, ia perawat terbaik bagi bayi kedamaian yang baru saja lahir. Di jalan meditasi kerap terdengar, kedamaian adalah langkah, langkah adalah kedamaian. Bagi yang sudah menyatu mengerti, saat kita makan kita hanya makan. Tatkala kita menyapu kita hanya menyapu. Bahkan ada yang memiliki ungkapan indah: “mencuci piring hanya untuk mencuci piring”. Dengan cara ini, bayi kedamaian tumbuh sehat dalam dekapan perawat bernama kebersatuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kupu-Kupu Kedamaian</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari tatkala kesedihan menggoda demikian dalamnya, pernah ditanyakan ke Guru di dalam, kenapa ada kesedihan? Tidak lama kemudian seekor kupu-kupu indah hinggap di tangan. Pesannya sederhana, batin menderita seperti kodok yang lompat sana lompat sini dan tidak menemukan madu kedamaian. Kupu-kupu tidak perlu lompat sana-sini, ia langsung terbang ke titik pusatnya bunga. Di sana ia menemukan madu kedamaian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini mirip dengan warisan ahli mitologi Joseph Campbell: “there’s center of quietness within, if you lose that center you begin to fall”. Ada titik pusat keheningan dan kedamaian di dalam. Siapa saja yang istirahat sempurna di titik pusat ini, ia tidak saja menemukan kedamaian, ia adalah kedamaian itu sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah bayi kedamaian yang sudah dirawat rapi oleh perawat kebersatuan, kemudian bertumbuh menjadi kupu-kupu indah. Jiwa seperti ini serupa kupu-kupu. Ia terbang ke sana ke mari mewakili keindahan kedamaian. Kalau pun ia harus hinggap, ia tahu di mana madu kedamaian berada. Selamat datang di rumah jiwa-jiwa yang indah.</div>
Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-4772576979536920632014-05-17T04:07:00.003-07:002014-05-17T04:09:51.334-07:00Sekolah Kedamaian<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpTK_dP1GRgtamH_hKgsTVyIwrbE11HMfXeh69f-AW9zUhXlpSHg-7vSQl5vlom6Plt58Xooif6UIXQGiu1EkkYDTALpGevgjMr1fAjCsYfA8RZW2QDmrn3gO7zJ7HnSLPn0hIbGESRodd/s320/gede+prama.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpTK_dP1GRgtamH_hKgsTVyIwrbE11HMfXeh69f-AW9zUhXlpSHg-7vSQl5vlom6Plt58Xooif6UIXQGiu1EkkYDTALpGevgjMr1fAjCsYfA8RZW2QDmrn3gO7zJ7HnSLPn0hIbGESRodd/s320/gede+prama.png" /></a></div>
Awalnya, masyarakat diciptakan untuk membuat kehidupan lebih tertata. Tapi sulit diingkari belakangan masyarakat menimbulkan banyak lubang-lubang jiwa. Angka bunuh diri, penghuni rumah sakit jiwa, depresi, korupsi, konflik yang semuanya meningkat memberi bukti akan hal ini. Sepertinya terjadi ketidakseimbangan tatanan di masyarakat. Sehingga menimbulkan pertanyaan, di mana jiwa bisa menutupi lubangnya?<br />
<br />
<i><b>Keluarga Di Dalam</b></i><br />
<br />
Di antara demikian banyak Guru simbolik yang tersedia di alam, kelahiran adalah salah satu simbol penting. Dan kita semua terlahir di keluarga. Sehingga di tengah kegalauan masyarakat seperti ini, tiap kali ada murid meditasi yang berkonsultasi untuk bercerai, selalu tidak diizinkan. Bukan karena mau memberi judul negatif terhadap perceraian, sekali lagi bukan. Melainkan karena di balik semua perceraian adalah jiwa yang tidak dewasa.<br />
<br />
Bila jiwanya tidak dewasa, bahkan seribu kali pun berganti pasangan, maka seseorang akan selalu mengundang datangnya pasangan yang tidak dewasa (hukum daya tarik). Disamping itu, di mata jiwa yang tidak dewasa maka orang lain pun terlihat tidak dewasa. Untuk itu, dibandingkan bercerai yang bisa menimbulkan luka jiwa ke banyak orang, selalu disarankan untuk membuat jiwa semakin dewasa.<br />
<br />
Dan kesedihan, kepedihan, penderitaan adalah Guru terbaik yang tersedia di alam untuk membuat jiwa jadi lebih dewasa. Syaratnya sederhana, jangan lari dari kesedihan, tunduk sujud di depan kesedihan seperti sujud bakti kepada Guru. Makanya sering diungkapkan, kesedihan adalah malaikat di dalam yang membimbing seseorang menjumpai lapisan-lapisan diri yang lebih dalam. Begitu penggalian seseorang dalam, ia akan berjumpa keluarga di dalam sebagai syarat membangun keluarga di luar.<br />
<br />
<i><b>Rumah Tua Jiwa</b></i><br />
<br />
Awalnya emosi negatif seperti marah dan tersinggung mirip dengan musuh berbahaya. Awalnya pikiran yang kacau dan bergelombang serupa pencuri yang mencuri kekayaan kedamaian di dalam. Tapi begitu disentuh meditasi mendalam melalui kegiatan menyaksikan, emosi negatif dan pikiran bergelombang hanya bel-bel yang mengingatkan seseorang untuk kembali sadar.<br />
<br />
Dengan modal kesadaran seperti ini, kemudian lebih mudah menata keluarga sebagai rumah tuanya jiwa. Anak-anak yang nakal, pasangan hidup yang memasuki krisis setengah baya, orang tua yang sakit-sakitan, pembantu yang sering pergi, semuanya menjadi kekuatan yang memperkuat (bukannnya memperlemah) kesadaran.<br />
<br />
Diterangi cahaya kesadaran seperti ini, baru kemudian keluarga bisa dikembalikan ke fungsi awalnya sebagai rumah tua jiwa. Ia seperti pelabuhan bagi kapal laut. Di mana semua lubang yang membuat kapal bocor ditambal, semua cat yang mengkarat dicat ulang. Keluarga yang sehat juga serupa, ia bukan seperti turnamen sepakbola yang ada menang-kalahnya. Ia adalah sebuah rumah di mana kita semua belajar saling memaafkan dan saling menyayangi. Ringkasnya, semacam sekolah kedamaian.<br />
<br />
<b><i>Taman Keluarga</i></b><br />
<br />
Serupa taman yang indah dan cantik, keluarga juga jadi indah dan cantik kalau kita menggunakannya sebagai tempat untuk saling menyempurnakan. Bukan sebagai tempat untuk saling menyalahkan. Sebagaimana taman, di mana ada rumput di sana ada rumput liar. Di mana ada kelebihan di sana ada kekurangan. Indahnya, tatkala sifat alami kehidupan seperti ini diterima dan di dekap, ada kecantikan dari dalam yang tumbuh serta mekar. Cirinya, rumput liar tetap dicabut tapi tanpa keluhan apa-apa.<br />
<br />
Bedanya dengan taman di luar, di taman keluarga siapa yang menanam bibit-bibit cinta maka dialah yang jiwanya mekar. Bagi setiap jiwa yang mekar, ia akan mengerti, ternyata tindakan-tindakan baik setiap hari adalah cara terbaik untuk membangunkan kecantikan yang tersedia di dalam.<br />
<br />
Dengan cahaya kecantikan dari dalam ini, kemudian keluarga bisa ditata menjadi tempat di mana lubang-lubang jiwa ditambal, kekurangan bisa disempurnakan. Sebagai akibatnya, keluarga bisa berperan besar dalam membuat tatanan masyarakat menjadi lebih baik. Meminjam pengalaman spiritual sejumlah sahabat: “bila di dalam seseorang tertata, maka dunia juga dalam tatanan”</div>
Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-62904653731245471612013-07-21T23:19:00.001-07:002013-07-21T23:19:16.321-07:00Pintar atau Sombong?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2zckt-pm6lPQ8jKn63t0t3jG7zCbNKwoPbQWDhMSYKoJ84O9LoGMb0j6XVxHn_-VC7kFZ4Z-ihn7TGfcS-Z-zUnP-_GFBwUVebJQYK1kDDwAK3tIlMwvvMJ5FHuJ16pC11cKllk44pd24/s1600/Andrie+Wongso.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2zckt-pm6lPQ8jKn63t0t3jG7zCbNKwoPbQWDhMSYKoJ84O9LoGMb0j6XVxHn_-VC7kFZ4Z-ihn7TGfcS-Z-zUnP-_GFBwUVebJQYK1kDDwAK3tIlMwvvMJ5FHuJ16pC11cKllk44pd24/s1600/Andrie+Wongso.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernahkah dalam sebuah organisasi, Anda menemukan seseorang yang merasa paling hebat, merasa paling tahu segalanya, paling banyak memberikan kontribusi? Ia merasa dirinya tidak perlu lagi belajar, bahkan merasa menjadi tulang punggung organisasi. Seolah-olah bila tidak ada dia, maka roda bisnis perusahaan akan berhenti.<br /><br />Dalam pengalaman memberikan training bagi sebagian perusahaan, saya kerap menerima sharing dari peserta yang mengatakan mereka kerap menemukan orang-orang dengan tipe yang di atas. Bahkan ada yang mengatakan mengatasi karyawan yang kompetensinya kurang dan mau belajar masih jauh lebih mudah dibandingkan mengatasi karyawan yang kompetensinya baik tetapi merasa sombong dan menyepelekan aspek pengembangan diri. <br /><br />Melakoni peran sebagai seorang fasilitator dan trainer pengembangan diri, saya pernah mendengar salah satu pesan yang selalu saya ingat yaitu “Kamu harus terus belajar” .Belajar tidak semata-mata dari buku, melainkan mau belajar dari orang lain. Prinsip ini yang mendasari perjalanan saya sebagai seorang trainer. Saya belajar banyak dari peserta saya setiap kali sesi dalam kelas. Saya jadi teringat akan sebuah kisah yang menceritakan tentang dua panglima perang. Kedua panglima perang ini diberi tugas untuk memimpin beberapa pasukan dalam penyerangan ke dua tempat yang berbeda. Yang satu ditugaskan ke wilayah barat, dan yang satu lagi ditugaskan ke wilayah timur.<br /><br />Setelah pergi berperang selama kurang lebih tiga hari, kedua panglima ini pulang memberikan kabar kepada Kaisar di istana. Sebelum kedua panglima ini memberikan laporannya, Sang Kaisar sudah mengetahui hasilnya lewat seorang pengintai yang dikirim ke wilayah barat dan timur. Sampailah pada saat panglima pertama memberikan laporannya, ia mengutarakan dengan sangat baik, diplomatis, dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan Kaisar kepada dirinya. Giliran panglima kedua menyampaikan laporannya tiba, ia memulainya dengan menyombongkan kemampuan dirinya yang berhasil memimpin pasukannya, dan ia menganggap tanpa dirinya, pasukannya pasti sudah meninggal semua. Ia menganggap dirinyalah sebagai kunci keberhasilan penyerangan. Seolah-olah tidak ada panglima lain yang lebih baik dari dirinya.<br /><br />Di atas kertas, Kaisar ini memuji keberhasilan kedua panglima ini dalam memimpin sebuah misi istana. Akan tetapi pada saat penyampaian informasi dari kedua panglima ini, sang Kaisar lebih terkesan dengan panglima yang pertama dibandingkan yang kedua. Sang Kaisar akhirnya berkata kepada panglima yang kedua, “Kamu memang pintar dalam strategi, kamu juga baik dalam memimpin pasukan, tapi keberhasilan ini bukan karena satu orang yaitu dirimu sendiri, melainkan kekompakan pasukan Anda yang membuat ini berhasil. Kesombonganmu hari ini akan menjatuhkan reputasimu di masa yang akan datang. Anda akan kehilangan kepercayaan dari pasukan Anda, jika Anda masih berperilaku seperti ini!"<br /><br />Banyak orang pintar, tapi ada yang mengatakan pintar saja tidak cukup. Kemampuan Anda membawa diri dalam sebuah komunitas lewat tutur kata, perilaku, di situlah kepintaran Anda diuji dan dilihat. Panglima kedua memang pintar, akan tetapi di mata Kaisar hal itu tidak menjadi nilai yang penting lagi karena perilakunya yang arogan dan menganggap dirinya yang terbaik. Jangan merendahkan siapapun dalam hidup. Jangan menganggap karena kepintaran, kehebatan, pengalaman, lantas kita boleh meremehkan orang lain. Akan tetapi jadilah pribadi yang dapat menunjukkan penghargaan kepada orang lain. Banyak orang pintar, tapi sedikit yang rendah hati. Jadilah rendah hati dan mau belajar dari orang lain. Selalu ada tempat bagi yang rendah hati, tapi tidak bagi yang sombong.<br /><br />Hampir beberapa petinggi perusahaan yang pernah berdiskusi dengan saya mulai dari jajaran manager, general manager, bahkan sampai CEO sekalipun, mereka memiliki kerendahan hati yang luar biasa untuk mau mendengarkan dan belajar dari orang lain. Tidak sekalipun terlihat sisi kesombongan yang ditunjukkan lewat sikap dan perilakunya. Mereka tidak merasa pintar, tapi mereka hanya ingin berbagi apa yang pernah menjadi pengalaman mereka kepada orang lain, dan tidak segan-segan mereka juga mau belajar dari staf maupun supervisor-nya.<br /><br />Apapun jabatan Anda saat ini, apapun gelar yang Anda miliki saat ini, setinggi apapun pendidikan Anda saat ini, jadilah pribadi yang memiliki nilai tidak hanya dari sisi intelektual tapi dari sikap dan perilaku yang baik. Perusahaan tidak semata-mata mencari orang pintar saja, melainkan orang yang memiliki karakter yang positif. Perusahaan tidak mencari robot yang bisa mengerjakan sesuatu dengan cepat, melainkan mencari manusia yang bisa berinteraksi positif dan kaya akan sikap mental yang baik. Yang menghantarkan seseorang ke puncak keberhasilan dalam karier bukan kompetensi saja, tapi juga elemen karakter yang positif.</div>
Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-54801455133386913022013-07-21T23:15:00.001-07:002013-07-21T23:19:28.608-07:00Ubah Ejekan Jadi Keberhasilan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2zckt-pm6lPQ8jKn63t0t3jG7zCbNKwoPbQWDhMSYKoJ84O9LoGMb0j6XVxHn_-VC7kFZ4Z-ihn7TGfcS-Z-zUnP-_GFBwUVebJQYK1kDDwAK3tIlMwvvMJ5FHuJ16pC11cKllk44pd24/s1600/Andrie+Wongso.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2zckt-pm6lPQ8jKn63t0t3jG7zCbNKwoPbQWDhMSYKoJ84O9LoGMb0j6XVxHn_-VC7kFZ4Z-ihn7TGfcS-Z-zUnP-_GFBwUVebJQYK1kDDwAK3tIlMwvvMJ5FHuJ16pC11cKllk44pd24/s1600/Andrie+Wongso.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa reaksi kita saat mendengar orang lain menjelek-jelekkan kita? Bagi yang mudah emosi, barangkali telinga akan langsung panas. Namun, ada kalanya, kita bertemu pula dengan orang yang seolah-olah selalu berkepala dingin, alias tak gampang marah. Tetapi, yang seperti ini, kadang pula malah memendam amarah dalam diri yang jika meledak, bisa mengganggu mentalitas.<br />
<br />
<br />
Lantas, bagaimana sebenarnya kita harus menyikapi saat mendengar orang lain menjelek-jelekkan kita, baik secara langsung ataupun tidak? Mungkin, kita bisa belajar dari kisah inspiratif ini, untuk menjadikan celaan, hinaan, atau ejekan, justru mampu menjadi “bahan bakar” penyemangat hidup.<br />
<br />
<br />
Konon, di salah satu perusahaan minyak terbesar dunia kerja sama Arab dan Amerika Serikat, sangat kental nuansa perbedaan perlakuan antara orang lokal Arab asli dengan orang Amerika yang rata-rata menduduki jabatan tinggi.<br />
<br />
<br />
Suatu kali, ada seorang remaja yang bekerja di sana kehausan setelah bekerja seharian. Remaja yang hanya lulusan sekolah menengah ini menjadi pegawai rendahan di kantor tersebut. Ketika mendapati sebuah penampung air dingin yang segar, ia pun bersegera mengisi gelasnya untuk menghilangkan dahaga. Namun, tak disangkanya, saat hendak meminum air tersebut, sebuah suara cukup kasar menghardiknya. Suara itu muncul dari seorang pekerja Amerika, “Hei, kamu tidak boleh minum air itu! Yang boleh hanya insinyur, sedangkan kamu cuma pegawai rendahan.”<br />
<br />
<br />
Remaja itu pun tidak jadi minum dan lantas pergi. Namun, yang membuatnya lebih tidak enak sebenarnya bukan haus. Tetapi, perasaan terhina: mengapa di negaranya sendiri, ia tak boleh meminum air itu. Apakah statusnya sebagai pegawai rendahan harus membedakan dirinya untuk bisa mendapatkan minuman, yang sebenarnya adalah air gratis yang bisa diminum siapa saja.<br />
<br />
<br />
Beruntung, kemarahan remaja tersebut disalurkannya pada hal yang positif. Ia bertekad untuk mengubah nasibnya. Remaja ini pun belajar dengan sangat giat dan tekun. Siang hari ia pakai untuk bekerja, malamnya ia mengambil kelas untuk meraih pendidikan setingkat SMA.<br />
<br />
<br />
Dengan kondisi tersebut, remaja itu jadi jarang bergaul dengan teman-teman sebayanya. Celakanya, saat ia menceritakan obsesi untuk memperbaiki nasib sebagai orang asli di perusahaan itu, ia malah ditertawakan teman-temannya. Namun, justru karena itulah, ia makin semangat untuk membuktikan ucapannya.<br />
<br />
<br />
Karena bekerja sangat giat dan cepat belajar, akhirnya setelah lulus SMA, remaja ini mendapat kesempatan memperoleh beasiswa belajar ke perguruan tinggi di Amerika. Ia pun mengambil sarjana bidang teknik yang akan membuatnya bergelar insinyur. Kesempatan ini tidak disia-siakan untuk “membalas” masa lalunya yang dianggap sebagai pemicu semangatnya tersebut. Akhirnya, si remaja bukan hanya lulus menjadi insinyur, tapi ia bahkan diberi beasiswa lagi untuk meneruskan gelar Master bidang geologi.<br />
<br />
<br />
Sekembali ke negaranya, remaja tersebut terus berkarya maksimal sehingga kariernya melesat cepat. Dari menjadi kepala bagian, kepala cabang, manajer umum, hingga akhirnya dipercaya menjadi wakil direktur di perusahaan tersebut. Itu merupakan jabatan tertinggi yang pernah diperoleh orang lokal di perusahaan itu. Lucunya, remaja yang telah menjadi wakil direktur tersebut mendapati insinyur yang merendahkannya dulu, menjadi bawahannya. Suatu ketika, sang insinyur memohon maaf atas peristiwa yang dulu pernah terjadi di antara mereka. Namun ia berkata, “Aku ingin berterima kasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya, dulu aku sempat benci padamu. Tapi, jika ditelusuri lebih jauh, kamulah penyebab dari kesuksesanku ini.”<br />
<br />
<br />
Begitulah, sang remaja telah berhasil mengubah penghinaan menjadi pemicu semangat untuk meraih kesuksesan. Bahkan terakhir, ia dipercaya menjadi Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi. Ia mengubah “dendam” menjadi pendorong semangat untuk mengubah nasib.<br />
<br />
<br />
Kita sendiri pasti juga pernah mengalami penghinaan dalam berbagai bentuk. Penolakan saat menjual sesuatu, diremehkan kala memulai perjuangan meraih impian, tidak dianggap di lingkungan kerja, diacuhkan saat memberi pendapat, hingga aneka bentuk “pelecehan” yang disadari atau tidak. Marah memang manusiawi. Emosi pun wajar terjadi. Tapi, reaksi kita atas segala bentuk ejekan itu sebenarnya bisa kita arahkan untuk hal yang lebih baik. Bukankah marah dan emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah? Malah, sering yang terjadi melipatgandakan problematika yang terjadi.<br />
<br />
<br />
Mari ubah segala bentuk ejekan dan penghinaan sebagai pelecut semangat untuk menuju perubahan. Jangan biarkan emosi sesaat mengacaukan pikiran. Jangan izinkan kemarahan mendatangkan kemurkaan. Kisah di atas adalah bukti nyata, bahwa ejekan sebenarnya adalah “energi” yang akan menarik kekuatan dalam diri untuk bertransformasi meraih mimpi. Ibarat kegagalan, sebenarnya itu merupakan vitamin untuk pijakan menuju kesuksesan. Terus berjuang, terus berkarya, jangan mundur karena hinaan. Salam sukses, luar biasa!!</div>
Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-55653863753608089032013-05-06T02:41:00.002-07:002013-05-06T02:41:53.367-07:00Larangan orang tua itu benar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>
Saat kecil dulu, saya suka naik-naik atap rumah untuk melihat kampung dari tempat yang agak tinggi.<br /><br />(Memang sejak kecil saya suka merenung di tempat-tepat yang lebih tinggi.)<br /><br />Ibu melarang saya, dan sering memperingatkan bahwa itu bahaya.<br /><br />Dasar anak kecil yang asyik dengan pikirannya sendiri, saya tetap saja naik-naik genteng rumah dan menikmati kesendirian di tempat yang saya rasa saat itu lebih dekat dengan keajaiban langit dan memberikan sapuan yang luas terhadap kesibukan orang di kampung.<br /><br />Saat saya berdiri untuk pindah ke posisi yang lebih baik, saya kehilangan keseimbangan dan tubuh saya bergerak ke arah bawah – jatuh.<br /><br />Dengan otomatis saya menggapai kabel listrik yang merentang di atas bubungan atap, dan zzZZzzZZZttTTT !!! – saya kesetrum !!! seluruh tulang di tubuh saya terasa terpisah dan terbakar dan nafas tersentak berhenti mendadak.<br /><br />Tapi yang mengherankan, bahkan sampai saat ini bagi saya, Mario Kecil itu bisa dengan sadar mengatur ketegakannya tubuhnya dari kecondongan yang berbahaya, dan melepaskan genggaman tangannya dari kabel listrik itu.<br /><br />Saya duduk dengan tubuh lemas gemetar. Alhamdulillah, tidak ada sedikit pun luka di telapak tangan dan bagian tubuh yang lain.<br /><br />Setelah menunggu sampai otot-otot saya cukup kuat, saya merambat turun dengan ekstra hati-hati. Dan dalam hati saya berkata: Orang tua benar !!!<br /><br />Itulah terakhir kali saya naik atap rumah. (Saya tidak pernah menceritakan kejadian itu kepada Ibu dan Bapak).<br /><br />Untuk selanjutnya, saya mencari tempat-tempat tinggi yang lebih aman untuk merenungkan diri dan kehidupan anak kecil yang tidak mudah, yang ternyata sulitnya berlanjut sampai jauh ke masa depan yang panjang.<br /><br />Orang tua benar !!!<br /><br />Larangan itu dibuat oleh orang tua karena mereka tahu akibat dari tidak dilarang.<br /><br />Mario TeguhBloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-6610948154470447232013-04-27T15:48:00.001-07:002013-04-27T15:48:39.300-07:00Sukses ada dalam dirimu<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Sukses tidak berada di dalam pekerjaan atau lingkungan apa pun, tapi berada di dalam dirimu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika engkau memiliki sukses di dalam pribadimu, engkau dapat mengubah bahkan pekerjaan yang paling buruk menjadi jembatan yang mengantarkanmu menuju pencapaian-pencapaian besarmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika engkau pemikir negatif dan jenis yang suka mengeluh, tidak ada yang yang bisa membantumu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi jika engkau pemikir positif dan jenis yang suka bersyukur, tidak ada yang bisa menahanmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mario Teguh</div>
Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-49444627820223840512013-04-27T15:46:00.003-07:002013-04-27T15:46:44.629-07:00Orang paling kaya<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>
Orang yang sejatinya paling kaya, adalah dia yang kebahagiaannya berasal dari hal-hal yang tidak harus dibeli.<br />
<br />
Seperti,<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Terbitnya matahari, udara pagi yang segar, nasihat penuh kasih dari orang tua, senyum dari belahan jiwa, tawa ceria anak-anak, senyum dan keramahan yang dihadiahkan kepada keluarga dan sahabat, kesempatan untuk membantu orang lain, dan jabat tangan yang hangat dari rekan sekerja.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dan orang yang sejatinya paling miskin, adalah dia yang harus membeli pertemanan, membayar untuk menjabat, menyuap untuk menutupi dosa, pamer harta dan kekuasaan untuk mengundang cinta, menyebar uang untuk mendapatkan dukungan, menggelontor uang untuk menjadi popular, dan membeli obat yang mahal untuk merasa tenang dan memaksa diri untuk tidur.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Nikmat Tuhan adalah kesederhanaan yang tidak perlu dibeli, dan jika harus dibeli - tidak akan dapat dibayar dengan uang dan harta apa pun.</div>
<br />
Maka sungguh merugi orang yang menistakan nikmat Tuhan.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dan sungguh kaya orang yang hatinya dipenuhi dengan kesyukuran atas keindahan yang berada di dalam kesederhanaan.</div>
<br />
Semua orang yang berkharisma dalam kedamaian yang anggun, selalu bersahaja dan sederhana.<br />
<br />
Mario Teguh<br />
Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-24771931803428619472013-04-14T07:55:00.001-07:002013-04-14T07:55:14.732-07:00Ini hidup Anda, tegaslah.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>
Jika Anda ingin mengerti keindahan dari kebebasan,<br />
menarilah seperti tidak ada yang melihat,<br />
menyanyilah seperti tidak ada yang mendengar,<br />
dan mencintailah seperti cinta itu tidak akan menyakitkan.<br />
<br />
Janganlah batasi ukuran dan kualitas hidup yang bisa Anda capai,<br />
hanya karena orang lain meragukan Anda.<br />
<br />
Karena, seandainya Anda gagal,<br />
apakah mereka akan bertanggung-jawab?<br />
<br />
Ini hidup Anda, tegaslah.<br />
<br />
Mario Teguh<br />
Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-48615831474853273412013-02-15T23:27:00.000-08:002013-02-15T23:29:25.444-08:00REZEKI ITU BUKAN HANYA UANG<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>
<b>REZEKI ITU BUKAN HANYA UANG, DAN SAMA SEKALI BUKAN HANYA GAJI.</b><br />
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Om Mario, apakah jumlah rezeki ditentukan oleh Tuhan?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Jika maksudmu hanya jumlahnya TANPA kepantasan, tidak.</span><span style="font-weight: normal;">Tuhan menetapkan hukum kepantasan bagi rezeki.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Jadi yang pantas dapat rezeki baik, dapat ya Om?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Betul sekali, dan demikian juga sebaliknya.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Tapi, kok ada orang jujur dan rajin – kok gajinya kecil?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Gajinya kecil tapi kehidupannya sehat, damai, penuh kegembiraan – itu lebih kaya daripada seorang Direktur bergaji tinggi tapi tidak berbahagia di dalam keluarganya, istrinya genit sama laki-laki lain, anaknya lumpuh otak karena narkoba.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Tapi kan gaji kecil itu rezeki kecil?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Sama sekali tidak. Rezeki itu bukan hanya uang, dan sama sekali bukan hanya gaji. Rezeki itu memang sepertinya dihitung hanya dengan uang, tapi tidak mungkin dibatasi hanya oleh perhitungan.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Contohnya?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Apakah tidak jadi kecelakaan, itu rezeki?</span><span style="font-weight: normal;">Apakah tidak jadi kehilangan handphone, itu rezeki?</span><span style="font-weight: normal;">Apakah rumahmu tidak jadi kebakaran, itu rezeki?</span><span style="font-weight: normal;">Apakah matamu yang tidak jadi tertusuk kaca helm motormu yang pecah karena benturan, itu rezeki?</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Ya Om, itu semua rezeki.</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Nah, itu semua berapa jumlahnya dalam uang?</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Tidak terhitung.</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Itu sebabnya, orang yang bersyukur – matanya, hatinya, dan pikirannya akan terbuka terhadap kekayaan yang sebetulnya sudah lama dimilikinya.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Puji Tuhan Yang Maha Rahman dan Rahim. Terima kasih Ya Rozaq, wahai Sang Pemberi Rezeki.</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Oh, seruanmu itu indah sekali.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Terima kasih Om. Jadi sebetulnya aku selama ini kaya raya, tapi tidak menyadarinya ya Om?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Ya, seperti para koruptor – yang mencuri dan mendustai rakyat itu, mereka adalah orang-orang miskin yang tidak menyadari kemiskinannya.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Bukan main!</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Ya. Itu sebabnya, agama itu untuk orang yang berpikir.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Kalo orang tidak berpikir, akan sering berprasangka buruk terhadap Tuhan, ya Om?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Persis sekali! Karena Tuhan dituduhnya tidak adil, dia hidup dengan cara seperti orang yang harus merebut haknya yang dicuri oleh orang lain, yaitu dengan menghalalkan pencurian dan penistaan hak orang lain.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Ooh … jadi itu yang menjelaskan mengapa ada orang-orang yang mengakunya orang baik, tapi perilakunya jahiliah, ya Om?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Mungkin itu sebagian alasannya itu, tapi kita tidak ingin membahas itu lebih jauh sekarang. Kita fokus kepada memperbaiki rezeki kita masing-masing agar kita bisa hidup damai dan sejahtera bersama mereka yang kita cintai dan mencintai mereka.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Indah sekali ya Om?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Ya, tapi untuk mencapainya tidak mudah.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Mengapa?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Karena bagi banyak orang, menjadi orang tidak jujur, malas, berprasangka buruk, berharap rezeki dari jimat dan sembahan buatan manusia – lebih mudah daripada patuh kepada Tuhan.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Jadi, orang yang mengatakan menjalani nasihat itu sulit, adalah orang yang sulit meninggalkan keburukan?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Betul, tepat, dan mak jlebb!</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Mengapa begitu ya Om?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Mereka menikmati kebiasaan buruk. Sehingga mereka marah jika dinasihati untuk memilih kebiasaan baru yang baik.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Kapan mereka sadar?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Jika Tuhan menerima kesungguhan mereka untuk kembali menjadi jiwa-jiwa baik yang patuh kepada kebaikan.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Jika tidak?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Yah tinggal kuat-kuatan saja, antara dia mempertahankan kebiasaan buruk, dengan kesabaran Tuhan yang tidak berbatas itu.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Jadi, orang bisa dari muda – lalu menua dalam kemiskinan dan penyakit, sampai tua dan mati?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Jangan sampai, tapi memang ada orang yang seperti berniat hidup seperti itu.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Ngeri amat ya Om?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Ya, itu sebabnya kita harus sabar – untuk tetap ada di sekitarnya, meneladankan kehidupan yang baik, mengundang mereka untuk ikut merayakan kehidupan yang baik, meskipun kita akan dimaki dan dicemooh.</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Super sekali!</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Terima kasih. Itu dengar dari mana dapat istilah ‘Super sekali!’</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Loh, masa’ Om gak pernah nonton di Metro TV, setiap Minggu, jam 19:05 – 20:30 WIB. Itu ada acara keren banget Om. Yang bawain acaranya cakep. Masa’ gak pernah lihat? Itu udah mainstream banget sekarang Om?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">Oh ya? Wah, saya ini kurang bergaul. Besok saya nonton deh?!</span></blockquote>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">OK Om, nanti setelah nonton kita banding-bandingin catetan ya?</span></h5>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-weight: normal;">OK, sampai nanti ya? Love you!</span></blockquote>
Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-80564582156124776392013-01-22T05:14:00.001-08:002013-01-22T05:14:28.937-08:00Jadilah pribadi yang BERSIH, BEBAS, dan BERANI.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadilah pribadi yang BERSIH karena berpikiran jernih, berhati bening, dan berlaku santun, yang dengannya Anda tidak mungkin berlaku tidak jujur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadilah pribadi yang BEBAS karena Anda menginginkan yang besar, tanpa dihambat oleh keraguan dan pendapat buruk dari diri sendiri dan dari orang lain, dan tidak menyiapkan ketidak-jujuran yang akan menggigit Anda dari belakang di kemudian hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadilah pribadi yang BERANI karena Anda mengupayakan yang besar, tanpa dikerdilkan oleh rasa takut terhadap kesulitan, dan resiko gagal, karena Anda meyakini bahwa jika yang Anda lakukan adalah kebaikan - maka kebaikanlah yang akan mencarikan jalan bagi Anda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadilah pribadi yang BERSIH, BEBAS, dan BERANI.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika Anda bersungguh-sungguh dan sabar, Anda akan bisa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mario Teguh</div>
Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-28677380730896116092013-01-22T04:54:00.001-08:002013-01-22T04:54:39.758-08:00Jika salah, jangan terlalu takut!<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Jika Anda sedang benar, jangan terlalu berani; dan jika Anda sedang salah, jangan terlalu takut. </span></blockquote>
<br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Mario Teguh</span>Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-3384147825807416592013-01-22T04:52:00.000-08:002013-01-22T04:52:27.115-08:00Membangun kemampuan untuk MELIHAT MASA DEPAN<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Engkau yang muda dan gelisah karena terbatasnya pandanganmu tentang masa depan, dengarlah ini …</div>
<div style="text-align: justify;">
Orang yang tidak meninggikan kedudukan matanya, harus belajar puas dengan pemandangan yang itu-itu saja di bawah sana. Dan mata yang kau gunakan untuk melihat masa depan - masa yang tidak terlihat oleh mata ragamu itu, adalah mata mental-mu. Mata mentalmu akan menyempit, merabun, dan bahkan membuta, jika engkau tidak mengisi pikiranmu dengan pengetahuan dan ilmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan pengetahuan dan ilmu, engkau akan mampu melihat yang sudah terjadi di masa lalu - tanpa berada di masa lalu, dan memandangi keindahan masa dengan - tanpa menerobos lorong waktu. Dan yang terpenting, dengan ilmu engkau akan mampu melihat kebesaran yang bisa kau bangun melalui hal-hal sederhana yang hari ini disepelekan oleh orang kebanyakan. Dengan ilmu, engkau akan lebih menghormati dirimu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan bukankah penghormatanmu kepada dirimu sendiri, adalah syarat bagi penghormatan orang lain kepadamu? Itu adalah salah satu alasan mengapa orang yang berilmu ditinggikan derajatnya. Maka, janganlah engkau menjauhi pendidikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika belajar itu tidak penting bagimu, pasti kekuatan gelap dalam kehidupan ini TIDAK membuatmu malas belajar. Tapi karena mereka mengetahui bahwa engkau akan menjadi orang besar dan penting di masa depan, mereka berusaha menggagalkanmu dengan membuatmu merasa malas dan merasa sulit mengatasi rasa malas. Ilmu itu penting bagimu, maka engkau dibuat malas dan bahkan membenci pelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kuatkanlah hati dan pikiranmu. Belajarlah dengan baik. Itulah yang menjadikanmu ditinggikan, untuk duduk-duduk damai dengan sahabat-sahabatmu di atas gunung kehidupan, dan menikmati keindahan dari keluasan benua dan lautan. Yang kau lihat dengan mata ragamu, tidak lebih penting daripada yang kau lihat dengan mata mentalmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mario Teguh</div>
Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-57589377810565601332012-12-18T04:42:00.000-08:002012-12-18T04:42:07.704-08:00Menggapai Keberhasilan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><span class="userContent">Jutaan orang di dunia ini meragukan kemungkinan bagi keberhasilan diri mereka sendiri, dan telah terbukti bahwa mereka salah. <br /> <br />
Masalah dan kesulitan hidup memang cenderung membuat orang muda
kehilangan rasa percaya diri dan hampa harapan tentang masa depannya.<br /> <br />
Tapi jika dia bersabar di dalam kesulitannya, ikhlas mendengarkan
nasihat yang baik baginya, belajar dengan rajin, dan bekerja dengan
jujur, dia akan sampai pada masa dewasa yang mapan, yang mandiri, dan
yang berbahagia dalam keluarga yang sejahtera.</span></span></div>
<div class="text_exposed_show">
<br /> Semoga Tuhan selalu mendampingi Anda yang jiwanya sedang galau karena kesulitan hidup atau karena ketidak-pastian masa depan.<br /> <br />
Semoga Tuhan membukakan pintu pengertian yang membarukan keseluruhan
pandangan Anda terhadap masa depan, dan membantu Anda mencapai
hasil-hasil yang baik dalam studi dan pekerjaan Anda.</div>
<div class="text_exposed_show">
</div>
<div class="text_exposed_show">
"Mario Teguh" </div>
Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-47690800452045736332012-08-14T05:33:00.000-07:002012-08-14T05:33:43.627-07:00Awal Cerita Menjadi Motivator<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>PART FOUR<br />
<br />
<b>MENGATASI RASA MINDER SAAT MUDA DAN MISKIN</b><br />
<br />
Pak Mario khan berasal dari keluarga yang bersahaja, apakah ada perasaan minder?<br />
Ya, dan bahkan pada beberapa kesempatan menjadi sangat menyiksa dan membatasi kebebasan mental saya?<br />
Maksudnya?<br />
Saya bahkan malu melihat bayangan diri saya di kaca toko, saat saya berjalan di Pecinan di kota Malang. Meskipun sekarang terasa agak aneh, tapi saya malu melihat diri saya yang miskin itu.<br />
Kapan itu Pak?<br />
Oh, saat saya kelas 6 SD.<br />
Apakah ada keinginan untuk menjadi orang kaya, waktu itu?<br />
Tidak ada. Tidak terpikir bagi saya bahwa saya berhak dan bisa menjadi orang yang mampu membiayai kehidupan yang baik.<br />
Apakah itu lazim dirasakan oleh orang yang lemah ekonominya?<br />
Ya. Banyak orang miskin, termasuk saya sendiri saat itu, telah demikian lama di-minder-kan oleh kekurangan, sampai tidak merasa berhak untuk mencapai kesejahteraan.<br />
Sampai segitunya ya Pak?<br />
Ya. Suatu sore, saya berjalan di depan warung bakso, di Pecinan juga, saya melihat bayangan diri saya yang lusuh, dan ada pertanyaan di hati saya yang muda dan galau itu: "Apakah aku akan pernah duduk di dalam dan makan bakso yang kelihatannya mahal dan enak itu?"<br />
Terus, bagaimana Anda naik kelas dalam rasa percaya diri, dari ke-minder-an seperti itu, menjadi pembicara publik seperti sekarang ini?<br />
Hmm … itu sebuah perjalanan yang panjang sekali.<br />
Berapa panjang?<br />
Dari kelas 6 SD, … 42 tahun.<br />
42 tahun?<br />
Ya. Saat itu saya 13 tahun, sekarang 55 tahun.<br />
Jadi untuk sukses itu lama ya Pak?<br />
Bukan lama, tapi sepanjang hidup.<br />
Khoq bisa begitu?<br />
Keberhasilan itu bukan kualitas satu malam, satu minggu, atau satu tahun. Keberhasilan adalah kualitas kehidupan, bukan keadaan di satu saat saja.<br />
Apakah itu seperti ungkapan, bahwa "Mempertahankan rekor, lebih sulit daripada memecahkan rekor?"<br />
Ya. Karena untuk berhasil satu hari - itu sangat mudah, jika dibandingkan dengan keharusan memelihara keberhasilan sepanjang hidup.<br />
Apakah kita harus berhasil sepanjang hidup?<br />
Tidak harus, pada awalnya. Tapi jika bisa, berhasillah semuda mungkin. Lalu tetaplah berhasil sampai akhir hayat.<br />
Hmm … saya tidak pernah terpikirkan sampai sejauh itu.<br />
Yah … bagi saya itu dulu juga tidak terpikirkan. Itu baru saya mengerti setelah hidup beberapa puluh tahun.<br />
Jadi saya untung dong, Pak? Sudah tahu sejak muda, karena diberitahu Pak Mario.<br />
Ya. Berterima kasihlah kepada Tuhan. Saat saya muda dulu, tidak ada motivator yang menyelenggarakan pelayanan publik yang luas, dan cuma-cuma - lagi.<br />
Kembali ke soal minder. Bagaimana awalnya Pak Mario menemukan anak tangga naik yang pertama.<br />
<br />
Saat saya memenangkan beasiswa untuk pertukaran siswa SMA ke Chicago, Amerika, pada tahun ketiga SMA saya di Malang, sebetulnya sudah mulai ada suara-suara kecil di dasar hati saya yang meloncat-loncat girang memberitahu saya, bahwa saya bukan pribadi kelas gang kecil di Jalan Mergosono di Malang. Tapi kesahajaan hidup menyebabkan saya lamban bergembira merayakan kenaikan kelas.<br />
Pak Mario sekarang melayani jutaan publik di seluruh dunia, motivator dengan Facebook fans terbesar di dunia, dengan lebih dari 12.5 juta instances atas nama Mario Teguh di Google, penyelenggara program TV nasional yang disiarkan via internet ke seluruh dunia, dan wirausahawan yang mandiri; apakah Anda sudah naik kelas?<br />
Alhamdulliah, saya sudah diijinkan untuk lebih berwenang melayani sesama.<br />
Apakah Pak Mario sudah meninggalkan kelas gang kecil di kampung?<br />
Tidak. Saya masih anak Ibu Sitti Marwiyah dan Pak Gozali Teguh, yang insya Allah masih memelihara kepolosan hati Mario Muda itu. Saya masih seperti yang dulu, … che ileee …, lebay.com<br />
He he he …<br />
Sikap apa yang Pak Mario gunakan untuk membuat kami yang muda ini merasa dekat dengan Anda?<br />
Kalau saya ini kacang, saya tidak akan melupakan kulit saya.<br />
Yang a-r-t-i-n-y-a …<br />
Hidup ini tidak boleh sederhana.<br />
Hidup ini harus hebat, kuat, luas, besar, dan bermanfaat.<br />
Yang sederhana itu sikapnya.<br />
Wah itu super sekali Pak? Apakah bisa diuraikan lebih rinci?<br />
Yah, itu nanti ya?<br />
Sekarang sana gih, jadikan dirimu berguna. Belajar dan bekerjalah untuk membahagiakan sesamamu.<br />
Love you!<br />
<br />
Mario Teguh - Loving you all as alwaysBloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-86974489932980133792012-07-09T03:15:00.000-07:002012-07-09T03:15:36.969-07:00Seberapa berat beban ini<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>
<blockquote class="tr_bq">
Sesungguhnya, bukan besarnya bebanmu yang tidak membahagiakanmu, tapi caramu memikulnya.</blockquote>Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-11542853749911533462012-07-03T00:52:00.001-07:002012-07-03T00:52:32.507-07:00Sahabatilah pasangan anda dengan kelembutan!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>
Bukan pertengkaran yang meretakkan cinta, tapi cara bertengkar yang tidak memelihara penghormatan kepada satu sama lain.<br /><br />Bukan kurangnya cinta yang menjadikan sebuah kebersamaan tidak berbahagia, tapi tidak cukupnya persahabatan.<br /><br />Jika engkau mencintainya, sahabatilah hatinya dengan kelembutan.<br /><br />Hormatilah haknya untuk berbahagia.<br /><br />Sesungguhnya, dia hanya ingin berbahagia bersamamu.Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-73605983294538693752012-07-02T05:53:00.001-07:002012-07-02T05:53:06.752-07:00Orag bodoh yang diam<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>
Saat muda dulu, saya sering dinasihati untuk tidak banyak berkomentar yang hanya menunjukkan kurangnya pengertian saya.<br /><br />Orang bodoh yang diam, tampil lebih bijak daripada orang yang setengah tahu tapi banyak berkomentar yang setengah matang.<br /><br />Mungkin, karena ketidak-stabilan masa muda saya, saya sering mengumumkan kegamangan pikiran saya dengan komentar yang kurang bernilai.<br /><br />Sejak itu, saya belajar untuk diam, berterima kasih, atau menyatakan rasa syukur, seraya mengambil pengertian baik dari segala sesuatu, dengan menggunakan sudut pandang dari hati yang baik.Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-2651612705540833882012-07-02T05:49:00.000-07:002012-07-02T05:49:47.655-07:00Kalimat yang indah adalah pengindah rezeki<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>
Pencemooh dan pemaki setiap saat mengatakan kalimat buruk yang menjadi doa negatif bagi diri mereka sendiri.<br /><br />Mereka seperti tidak memperhatikan bahwa kata 'kualat' itu masih berlaku.<br /><br />Sesungguhnya, setiap kalimat ada yang menyaksikan.<br /><br />Maka, marilah kita memasukkan diri kedalam pergaulan yang santun dan penuh hormat, yang senyumnya teduh dan berbicaranya ramah.<br /><br />Kalimat yang indah adalah pengindah rezeki.Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-68833781142270054732012-06-26T08:11:00.000-07:002012-06-26T08:11:54.079-07:00Kemapanan dalam kesederhanaan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div><blockquote class="tr_bq">Semakin sederhana penampilan seseorang, semakin mapan dia dengan dirinya sendiri.</blockquote><br />
<blockquote class="tr_bq">Semakin berlebihan penampilan seseorang, semakin minder dia dengan diri aslinya.</blockquote>Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-25723531073303779412012-05-24T04:08:00.000-07:002012-05-24T04:08:13.494-07:00Kemandirian Faktor Penting Kesuksesan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2zckt-pm6lPQ8jKn63t0t3jG7zCbNKwoPbQWDhMSYKoJ84O9LoGMb0j6XVxHn_-VC7kFZ4Z-ihn7TGfcS-Z-zUnP-_GFBwUVebJQYK1kDDwAK3tIlMwvvMJ5FHuJ16pC11cKllk44pd24/s1600/Andrie+Wongso.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2zckt-pm6lPQ8jKn63t0t3jG7zCbNKwoPbQWDhMSYKoJ84O9LoGMb0j6XVxHn_-VC7kFZ4Z-ihn7TGfcS-Z-zUnP-_GFBwUVebJQYK1kDDwAK3tIlMwvvMJ5FHuJ16pC11cKllk44pd24/s1600/Andrie+Wongso.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Barangkali ada di antara kita yang merasa beruntung karena dikaruniai bekal hidup lebih baik, seperti memiliki orangtua yang kaya sehingga tak perlu mengkhawatirkan hidupnya. Atau karena memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi sehingga merasa masa depannya begitu terang.<br />
<br />
Akan tetapi bekal itu saja tidak cukup. Setiap insan tetap harus berjuang. Mungkin orang yang memiliki latar belakang seperti tadi lebih mudah mencapai taraf hidup yang diinginkannya karena punya modal. Tetapi tak berarti orang yang berangkat dari titik nol, tak punya apa-apa, tak bisa meraih pencapaian yang tinggi. Malahan, sering kali mereka yang beranjak dari keadaan morat-marit, memiliki motivasi yang jauh lebih tinggi untuk mengalahkan keserba-kekurangannya itu dengan berjuang habis-habisan dan memanfaatkan segala potensi yang dimilikinya.<br />
<br />
Kekurangan seseorang juga tak melulu soal harta dan pendidikan. Banyak yang tidak memiliki anggota tubuh yang lengkap. Atau kalaupun punya tetapi tak bisa digunakan sebagai mana mestinya karena mengalami kelumpuhan seperti ilmuwan Stephen Hawking.Namun meski lumpuh total Hawking bisa membuktikan bahwa orang seperti dirinya bisa sukses luar biasa. Bahkan melalui pemikirannya Hawking bisa mengalahkan "orang-orang normal" karena menemukan teori-teori baru. Salah satu penemuannya yang fenomenal adalah teori black hole.<br />
<br />
Netter yang luar biasa,<br />
<br />
Pelajaran apa yang bisa dipetik dari Stephen Hawking? Menurut saya adalah kemandirian. Ia tidak mengalah begitu saja pada kondisi fisik yang dialaminya. Ia memang mendapat bantuan mesin dalam hidupnya. Tetapi dengan mandiri ia mampu mengolah pikirannya, menggunakan otaknya, untuk memikirkan sesuatu yang baru sampai akhirnya berhasil merumuskan teori-teori yang mencengangkan.<br />
<br />
Pagi tadi dalam talkshow AW Success Wisdom & Motivation rutin saya di Jaringan Radio Sonora saya pun tertarik membahas tema ini: Kemandirian.<br />
<br />
Menurut saya, kemandirian adalah faktor penting meraih kesuksesan. Tak ada orang yang hidupnya bergantung pada orang lain tetapi sukses luar biasa. Sebaliknya, dari tokoh-tokoh sukses yang ada di dunia, semua berhasil karena faktor kemandirian itu.<br />
<br />
Karena itu mari bangun kemandirian kita masing-masing. Tak perlu cengeng atau mudah galau saat menghadapi kesulitan hidup. Tapi gunakan kesulitan, hambatan, atau kegagalan sebagai pembelajaran. Jika sikap kita selalu belajar dalam setiap tindakan yang kita ambil, maka pasti nasib kita akan berubah dan mampu meraih sukses yang membanggakan!<br />
<br />
Salam sukses luar biasa! </div>Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-90759042059065951742012-05-24T04:05:00.001-07:002012-05-24T04:06:06.410-07:00Liburan Sesungguhnya<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpTK_dP1GRgtamH_hKgsTVyIwrbE11HMfXeh69f-AW9zUhXlpSHg-7vSQl5vlom6Plt58Xooif6UIXQGiu1EkkYDTALpGevgjMr1fAjCsYfA8RZW2QDmrn3gO7zJ7HnSLPn0hIbGESRodd/s320/gede+prama.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpTK_dP1GRgtamH_hKgsTVyIwrbE11HMfXeh69f-AW9zUhXlpSHg-7vSQl5vlom6Plt58Xooif6UIXQGiu1EkkYDTALpGevgjMr1fAjCsYfA8RZW2QDmrn3gO7zJ7HnSLPn0hIbGESRodd/s320/gede+prama.png" /></a></div>Menyusul ketidakpastian cuaca serta maraknya kekerasan di mana-mana, banyak yang bertanya apa benar ilmu pengetahuan telah membuat manusia semakin beradab? Apa benar spiritualitas sudah membuat manusia semakin lembut?<br />
<br />
Bertanya tentu saja baik. Namun bila boleh jujur, kekerasan dan ketidakpastian hadir di setiap putaran waktu. Termasuk di zaman ketika para nabi lahir. Sehingga menuduh berlebihan bahwa kekerasan dan ketidakpastian hanya hadir di zaman ini saja, sungguh sebuah masukan untuk mendalami sejarah lebih dalam lagi. Bedanya dengan orang kebanyakan, para bijaksana mengolah kekerasan dan ketidakpastian sebagai bahan-bahan pertumbuhan. Seperti peramu tetumbuhan yang mengolah akar beracun menjadi obat.<br />
<br />
Menyangkut sesuatu yang hadir di setiap zaman, serta manusia tidak bisa menghindarinya, tidak ada pilihan lain kecuali mendidik diri untuk cerdas mengolah putaran zaman. Ini juga dilakukan oleh pemimpin-pemimpin agung. Mahatma Gandhi tidak lari dari ancaman senjata tentara Inggris. Nelson Mandela tidak bergeming ketika dipenjara selama dua puluh tujuh tahun. Bunda Teresa berjalan terus ketika dituduh keras kepala. Dan ada yang sama dari pemimpin-pemimpin agung ini, yakni kecermatannya untuk mengolah racun zaman menjadi tauladan zaman.<br />
<br />
Disamping itu, sepanas dan sekeras apa pun kehidupan, mereka semua selalu kembali pada payung kelembutan. Tidak saja karena itu diajarkan semua agama dan semua nabi, melainkan karena kelembutanlah sifat alami semua mahluk di alam ini. Perhatikan binatang paling ganas sekalipun seperti harimau dan serigala. Tanpa takut akan neraka dan serakah akan surga, mereka juga menyayangi anak-anaknya. Dan menemukan kebahagiaan dalam kegiatan menyayangi.<br />
<br />
Itu sebabnya, mahluk disebut tercerahkan bila ia sudah termurnikan dan tersempurnakan. Maksudnya, sudah kembali ke sifat alaminya yang penuh kasih sayang. Dalam bahasa lain, sudah balik pulang ke payung kelembutan. Kemudian tidak saja sejuk memayungi diri, juga lembut memayungi orang lain. Ini yang menyebabkan kenapa sebagian orang kaya Indonesia berobatnya ke Singapura, sebagian orang berduit menyekolahkan putera-puterinya ke Australia, sebagian orang berpunya merasa lebih aman menyimpan uangnya di Swiss. Tidak ada hal lain yang dicari kecuali mau berteduh sejuk dan aman di bawah payung kelembutan.<br />
<br />
Manajemen rumah sakit sebagai contoh, sudah lewat zamannya di mana dokter hanya memandang pasien dengan tatapan mata pas-pasan. Sekolah sebagai contoh lain, akan pasti ditinggalkan bila guru dan dosennya hanya meminta murid jadi tukang foto kopi. Bank lebih-lebih lagi. Tanpa payung kelembutan, di luar negeri ada berlimpah bank yang menyediakan payung pelayanan penuh kelembutan.<br />
<br />
Bercermin dari rangkaian bukti seperti ini, kendati sudah terlambat, tidak ada salahnya untuk segera mendidik diri dan organisasi untuk senantiasa pulang berteduh ke sifat alami semua mahluk yang bernama payung kelembutan. Seorang guru yang sudah lama pulang, aman, nyaman dalam lindungan payung kelembutan pernah menulis: “Whenever there is a moment of being content, whenever there is a moment of feeling this is all right, that is a moment of happiness“. Apa pun boleh terjadi dalam kehidupan, namun bila manusia senantiasa melatih diri merasa berkecukupan, dan mengatakan semuanya baik-baik saja, itulah saat-saat yang membahagiakan.<br />
<br />
Tidak semua orang kaya bahagia, kerap orang kaya lebih sulit menemukan payung kelembutan, karena kekayaan membuat seseorang sulit merasa berkecukupan. Yang lebih celaka bila orang miskin serakah. Kehidupan kemudian berputar dari satu kejahatan ke kejahatan lain. Makanya ada yang berbisik, kebutuhan sesungguhnya sedikit. Namun keinginan tidak ada ujungnya. Seorang sahabat yang telah lama menyatu dengan payung kelembutan berpesan: whenever we feel deeply at ease with ourselves, that is the true holiday. Tatkala seseorang berpelukan rapi dengan kelebihan sekaligus kekurangannya, itulah liburan sesungguhnya.<br />
<br />
Bahan renungan:<br />
<br />
1. Kelembutan adalah sifat alami semua mahluk. Bahkan singa dan harimau menyusui keturunannya dengan kelembutan dan menemukan kebahagiaan di sana.<br />
<br />
2. Ia yang keras mendidik diri sendiri agar lembut ke orang lain, bahkan keras mendidik diri agar lembut ke orang yang menyakiti sekali pun, sesungguhnya sudah pulang.<br />
<br />
3. Di rumah seperti inilah, manusia bisa menemukan liburan yang sesungguhnya.</div>Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-5054165233047084982012-05-24T04:01:00.002-07:002012-05-24T04:01:57.559-07:00Rezeki itu bukan dari pekerjaan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>Mengapakah engkau yang masih muda dan bugar<br />
berlomba-lomba untuk bekerja memantaskan diri<br />
bagi uang pensiun yang kecil,<br />
saat engkau nanti membutuhkan biaya besar<br />
bagi perawatan kesehatan masa tua<br />
dan penyembuhan penyakit-penyakit<br />
saat engkau menjadi pensiunan yang renta?<br />
<br />
Pikirkanlah dengan lebih baik.<br />
<br />
Rezeki itu bukan dari pekerjaan,<br />
tapi dari kepantasanmu<br />
bagi pemberian yang baik dari Tuhan,<br />
yang bisa kau terima<br />
melalui pekerjaan apa pun dan di mana pun.Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-10180267368387556432012-05-24T03:58:00.002-07:002012-05-24T03:58:59.254-07:00Orang Paling Miskin<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div>Orang yang sejatinya paling miskin,<br />
adalah dia yang harus membeli pertemanan,<br />
membayar untuk menjabat,<br />
menyuap untuk menutupi dosa,<br />
pamer harta dan kekuasaan untuk mengundang cinta,<br />
membagi-bagi sembako untuk mendapatkan dukungan,<br />
menggelontor uang untuk menjadi popular,<br />
dan membeli obat dan racikan kimia yang mahal<br />
untuk merasa tenang dan memaksa diri untuk tidur.<br />
<br />
Orang miskin yang jujur, yang bisa tidur lelap dengan atap langit, berdinding angin, dan berselimut lengan yang terlipat, adalah sekaya-kayanya jiwa.<br />
<br />
Hanya masalah waktu sebelum Tuhan Yang Maha Penyayang dan Maha Kaya - mengeluarkannya dari kemiskinan dan menjadikannya jiwa tulus yang damai dan sejahtera.<br />
<br />
Semoga bersama tenggelamnya matahari di senja ini, Tuhan menyiapkan rezeki yang baik sekali esok hari untuk kita, melalui merekahnya hasil dari rencana dan upaya kita selama ini.<br />
<br />
AamiinBloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132303728580955975.post-67013870789218652492012-03-18T05:18:00.000-07:002012-03-18T05:18:05.200-07:00Hukuman bagi orang malas<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEGxqb0TER6SJSBnMA8xXpJ0-V_GQC3B4JDQv8krFNzxtHUTSByzcktz4vYA-J_7AhHzopkH0GUqFeW3HIUC7D6f-q6y_x0De-6ejA_XcU6pb4vG6gKW_8HaQxaA_9ykwPKMeUOh2FNnKS/s1600/mario_teguh.jpg" /></a></div><blockquote class="tr_bq">1. Kegagalan dirinya.<br />
2. Keberhasilan orang lain. </blockquote>Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/09521225013139058512noreply@blogger.com0