Visit this site.

SEGERA BERPANGKAT TINGGI, UNTUK BERHENTI.

Memang sejak muda, saya tidak menyukai cara berpikir yang sama dengan semua orang.
Bagi MT Muda, jika harus berpikir sama seperti semua orang, untuk apa saya ada?
Saya ada untuk mendatangkan perbedaan, bukan untuk menjenuhkan kemiripan yang membosankan.
Itu sebabnya, dari awal saya memasuki pekerjaan di Bank, saya berniat untuk segera mencapai pangkat dan kedudukan yang tinggi, untuk segera berhenti, dan memulai karir pribadi saya.

MT Muda ingin menjadi konsultan bisnis dan pembicara publik yang telah membuktikan dalam karir pribadinya sebagai profesional, bahwa dia bisa naik tanpa koneksi, tanpa suap, tanpa dukungan nama besar keluarga (yang memang saya tidak punya), dan menjadi pribadi yang dibayar dengan sangat baik karena keuntungan yang saya lebihkan bagi orang lain.

Banyak orang menyesali keputusan saya meninggalkan karir perbankan, dengan mengatakan: "Apa tidak sayang gaji sebesar itu ditinggal? Bagaimana dengan rumah dan mobil jabatan? Khan enak, kalau pangkatnya tinggi - banyak yang melayani?"

Selama ini saya diam saja. Ingin sekali saya memberitahu mereka, bahwa biaya menghadirkan MT hari ini secara profesional dalam seminar atau keynote, untuk satu jam, sama dengan gaji saya satu bulan lebih sebagai pejabat tinggi Bank. Mobil? Tidak perlu lagi inventaris, karena Ibu Linna membelikan beberapa untuk saya. Rumah? Saya bisa tinggal di rumah dan villa Ibu Linna.

Dengan ikhlas tidak memiliki apa pun, saya diijinkan memiliki semuanya. Setinggi-tingginya penghargaan sebagai pegawai, tidak bisa mengalahkan kemandirian dari seorang pengusaha.

Cara berpikir yang tidak lazim?

Memang. Tapi kita harus menindak-lanjutinya dengan cara bertindak yang tidak lazim, atau setidaknya dengan keberanian yang tidak lazim juga. Cara terbaik untuk menjadi orang rata-rata, adalah berpikir dan bertindak seperti semua orang. Anda bukan semua orang. Hormatilah kekhususan Anda, dan bertindaklah dengan cara dan keberanian yang tidak biasa. You can do it.

Jika Tuhan bersama Anda, siapa yang bisa menahan Anda?

Mario Teguh

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More