Sebar duit ratusan juta

Anda tahu orang indonesia sebar duit hingga ratusan juta? Dialah Tung Desem Waringin. Baca profile Tung Desem Waringin disini.

Pemecah recor penggemar terbanyak

Motivator Mario Teguh mengukuhkan rekor dunia fan Facebooknya yang beranggotakan lebih dari satu juta orang. Pencapaian ini tidak hanya menjadi rekor di Indonesia, melainkan juga merupakan rekor dunia untuk motivator dengan penggemar terbanyak.

Kick Andy always present

the spirit with most inspiring human's stories, masuk dalam museum rekor-Dunia Indonesia 2010, Acara televisi Paling Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan..

Semangat juang Andrie Wongso

Sukses secara mental dalam memperjuangkan impian menjadi kenyataan.

Visidigital multimedia sharing website

Website multimedia sharing berbasis php, menggunakan engine phpmotion

Visit this site.

Merenda Kedamaian

Jika saja kedamaian bisa dibeli dengan uang, semua orang kaya mau membelinya. Sayangnya, kedamaian tidak bisa dibeli dengan uang, kedamaian hanya bisa ditemukan dengan menggali ke dalam.


Rahim Berkecukupan

Serupa bayi yang mau lahir, rahim dari mana bayi kedamaian akan lahir bernama berkecukupan. Sulit membayangkan ada kedamaian mendalam tanpa rasa berkecukupan. Tidak saja rasa berkecukupan dari uang dan pujian, juga berkecukupan dari pengetahuan dan pencapaian spiritual.

Soal uang dan pujian menimbulkan sengsara sudah sering kita dengar. Tapi di jalan spiritual mendalam, pencarian pengetahuan yg teramat berlebihan, keinginan untuk mencapai ini dan itu (termasuk pencerahan) sudah menjadi sumber penderitaan yang juga dalam. Sebagaimana diketahui oleh banyak penekun spiritual, bahkan di dunia spiritual pun ada lautan ketidakpuasan.

Belajar dari sini, tidak ada pilihan lain terkecuali mendidik diri dengan rasa berkecukupan secara mendalam. Barat adalah Guru yang baik. Di sana materi dikejar kencang sekali, di sana juga pencerahan dikejar keras sekali, hasilnya bisa dilihat dari indeks kebahagiaan mereka. Pelajarannya sederhana, kedamaian bukan sesuatu yang mesti dikejar. Kedamaian adalah buah dari rasa berkecukupan yang mendalam.

Perawat Bernama Kebersatuan

Setelah bayi kedamaian lahir, ia memerlukan perawatan. Dan sebagaimana kerap diungkapkan dalam banyak sesi meditasi, penderitaan (suffering) adalah rasa sakit (pain) dikalikan dengan penolakan (resistance). Sehingga modal terbesar dalam merawat bayi kedamaian adalah dengan mengecilkan penolakan. Semakin kecil penolakannya, semakin kecil penderitaannya.

Di jalan spiritual mendalam ada transformasi besar dari angka dua ke angka satu, kemudian berujung pada angka nol. Awalnya manusia berada di angka dua (penyembah dan yg disembah, saya dan Anda, kami dan kamu, teman dan lawan). Pertumbuhan spiritual (dengan jalan bakti, meditasi, doa, dll) kemudian membuat angka dua cair menjadi angka satu. Cirinya sederhana, ada penderitaan kita dalam penderitaan orang lain, ada kebahagiaan kita dalam kebahagiaan orang lain.

Inilah pengalaman kebersatuan, ia perawat terbaik bagi bayi kedamaian yang baru saja lahir. Di jalan meditasi kerap terdengar, kedamaian adalah langkah, langkah adalah kedamaian. Bagi yang sudah menyatu mengerti, saat kita makan kita hanya makan. Tatkala kita menyapu kita hanya menyapu. Bahkan ada yang memiliki ungkapan indah: “mencuci piring hanya untuk mencuci piring”. Dengan cara ini, bayi kedamaian tumbuh sehat dalam dekapan perawat bernama kebersatuan.

Kupu-Kupu Kedamaian

Suatu hari tatkala kesedihan menggoda demikian dalamnya, pernah ditanyakan ke Guru di dalam, kenapa ada kesedihan? Tidak lama kemudian seekor kupu-kupu indah hinggap di tangan. Pesannya sederhana, batin menderita seperti kodok yang lompat sana lompat sini dan tidak menemukan madu kedamaian. Kupu-kupu tidak perlu lompat sana-sini, ia langsung terbang ke titik pusatnya bunga. Di sana ia menemukan madu kedamaian.

Ini mirip dengan warisan ahli mitologi Joseph Campbell: “there’s center of quietness within, if you lose that center you begin to fall”. Ada titik pusat keheningan dan kedamaian di dalam. Siapa saja yang istirahat sempurna di titik pusat ini, ia tidak saja menemukan kedamaian, ia adalah kedamaian itu sendiri.

Inilah bayi kedamaian yang sudah dirawat rapi oleh perawat kebersatuan, kemudian bertumbuh menjadi kupu-kupu indah. Jiwa seperti ini serupa kupu-kupu. Ia terbang ke sana ke mari mewakili keindahan kedamaian. Kalau pun ia harus hinggap, ia tahu di mana madu kedamaian berada. Selamat datang di rumah jiwa-jiwa yang indah.

Sekolah Kedamaian

Awalnya, masyarakat diciptakan untuk membuat kehidupan lebih tertata. Tapi sulit diingkari belakangan masyarakat menimbulkan banyak lubang-lubang jiwa. Angka bunuh diri, penghuni rumah sakit jiwa, depresi, korupsi, konflik yang semuanya meningkat memberi bukti akan hal ini. Sepertinya terjadi ketidakseimbangan tatanan di masyarakat. Sehingga menimbulkan pertanyaan, di mana jiwa bisa menutupi lubangnya?

Keluarga Di Dalam

Di antara demikian banyak Guru simbolik yang tersedia di alam, kelahiran adalah salah satu simbol penting. Dan kita semua terlahir di keluarga. Sehingga di tengah kegalauan masyarakat seperti ini, tiap kali ada murid meditasi yang berkonsultasi untuk bercerai, selalu tidak diizinkan. Bukan karena mau memberi judul negatif terhadap perceraian, sekali lagi bukan. Melainkan karena di balik semua perceraian adalah jiwa yang tidak dewasa.

Bila jiwanya tidak dewasa, bahkan seribu kali pun berganti pasangan, maka seseorang akan selalu mengundang datangnya pasangan yang tidak dewasa (hukum daya tarik). Disamping itu, di mata jiwa yang tidak dewasa maka orang lain pun terlihat tidak dewasa. Untuk itu, dibandingkan bercerai yang bisa menimbulkan luka jiwa ke banyak orang, selalu disarankan untuk membuat jiwa semakin dewasa.

Dan kesedihan, kepedihan, penderitaan adalah Guru terbaik yang tersedia di alam untuk membuat jiwa jadi lebih dewasa. Syaratnya sederhana, jangan lari dari kesedihan, tunduk sujud di depan kesedihan seperti sujud bakti kepada Guru. Makanya sering diungkapkan, kesedihan adalah malaikat di dalam yang membimbing seseorang menjumpai lapisan-lapisan diri yang lebih dalam. Begitu penggalian seseorang dalam, ia akan berjumpa keluarga di dalam sebagai syarat membangun keluarga di luar.

Rumah Tua Jiwa

Awalnya emosi negatif seperti marah dan tersinggung mirip dengan musuh berbahaya. Awalnya pikiran yang kacau dan bergelombang serupa pencuri yang mencuri kekayaan kedamaian di dalam. Tapi begitu disentuh meditasi mendalam melalui kegiatan menyaksikan, emosi negatif dan pikiran bergelombang hanya bel-bel yang mengingatkan seseorang untuk kembali sadar.

Dengan modal kesadaran seperti ini, kemudian lebih mudah menata keluarga sebagai rumah tuanya jiwa. Anak-anak yang nakal, pasangan hidup yang memasuki krisis setengah baya, orang tua yang sakit-sakitan, pembantu yang sering pergi, semuanya menjadi kekuatan yang memperkuat (bukannnya memperlemah) kesadaran.

Diterangi cahaya kesadaran seperti ini, baru kemudian keluarga bisa dikembalikan ke fungsi awalnya sebagai rumah tua jiwa. Ia seperti pelabuhan bagi kapal laut. Di mana semua lubang yang membuat kapal bocor ditambal, semua cat yang mengkarat dicat ulang. Keluarga yang sehat juga serupa, ia bukan seperti turnamen sepakbola yang ada menang-kalahnya. Ia adalah sebuah rumah di mana kita semua belajar saling memaafkan dan saling menyayangi. Ringkasnya, semacam sekolah kedamaian.

Taman Keluarga

Serupa taman yang indah dan cantik, keluarga juga jadi indah dan cantik kalau kita menggunakannya sebagai tempat untuk saling menyempurnakan. Bukan sebagai tempat untuk saling menyalahkan. Sebagaimana taman, di mana ada rumput di sana ada rumput liar. Di mana ada kelebihan di sana ada kekurangan. Indahnya, tatkala sifat alami kehidupan seperti ini diterima dan di dekap, ada kecantikan dari dalam yang tumbuh serta mekar. Cirinya, rumput liar tetap dicabut tapi tanpa keluhan apa-apa.

Bedanya dengan taman di luar, di taman keluarga siapa yang menanam bibit-bibit cinta maka dialah yang jiwanya mekar. Bagi setiap jiwa yang mekar, ia akan mengerti, ternyata tindakan-tindakan baik setiap hari adalah cara terbaik untuk membangunkan kecantikan yang tersedia di dalam.

Dengan cahaya kecantikan dari dalam ini, kemudian keluarga bisa ditata menjadi tempat di mana lubang-lubang jiwa ditambal, kekurangan bisa disempurnakan. Sebagai akibatnya, keluarga bisa berperan besar dalam membuat tatanan masyarakat menjadi lebih baik. Meminjam pengalaman spiritual sejumlah sahabat: “bila di dalam seseorang tertata, maka dunia juga dalam tatanan”

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More